Kamis 31 Dec 2020 14:57 WIB

Sampah Medis di Teluk Jakarta Selama Pandemi Meningkat

Sampah didominasi masker medis, sarung tangan, APD, pelindung wajah, dan jas hujan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sampah APD seperti masker seharusnya dibuang dengan seksama di tempatnya.
Foto: EPA
Sampah APD seperti masker seharusnya dibuang dengan seksama di tempatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset kolaborasi peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pertanian Bogor (IPB) University, dan Universitas Terbuka (UT) menyimpulkan sampah medis di muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan.

Peneliti LIPI M Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari, dengan Prof Etty Riani dari IPB University, dan Nurhasanah dari UT berhasil mengidentifikasi tujuh tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing pada Maret sampai dengan April 2020.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, M Reza Cordova, menjelaskan, plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57 persen dari total sampah yang ditemukan. “Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar lima persen, namun mengalami penurunan berat sebesar 23-28 persen,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (31/12).

Hal itu, menurut dia, menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan. Reza mengatakan, riset monitoring sampah di muara sungai itu mencatat kehadiran sampah alat pelindung diri (APD), seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah dan jas hujan, yang terus meningkat.

“Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya,” ujar Riza.

Reza dan tim berharap, peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga. “Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat ‘penempelan’ mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya,” katanya.

Peneliti LIPI lainnya Intan Suci Nurhati menjelaskan, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, hasil riset tersebut bertujuan mengajak masyarakat turut berperan dalam menjaga kesehatan lingkungan. “Menjaga kesehatan lingkungan, diri, dan keluarga sangat baik untuk dijadikan salah satu resolusi kita di Tahun 2021,” ujar Intan.

Hasil penelitian lengkap tersebut telah dipublikasikan dengan judul Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during Covid-19 pandemic di ScienceDirect sejak 18 Desember 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement