Rabu 30 Dec 2020 23:26 WIB

Menteri LHK Paparkan Fokus Isu Lingkungan Hidup untuk 2021

Kementerian LHK akan fokus pada berbagai isu lingkungan hidup pada tahun 2021.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya
Foto: Kemenhut RI
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, kementeriannya pada 2021 akan fokus pada berbagai isu lingkungan hidup termasuk pemulihan lingkungan secara sistematis.

"Pemulihan lingkungan secara sistematis meluas, melembaga seperti gambut dan mangrove. Rehabilitasi hutan dengan kerja bersama secara besar-besaran, ekspansif, substansial dengan muatan kerja rehabilitasi berupa pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta perlindungan lingkungan," kata Menteri LHK Siti dalam acara "Refleksi 2020: SOIFO 2020, HINTS LHK dan SEEK 2021" dipantau virtual dari Jakarta, Rabu (30/12).

Baca Juga

Dalam kesempatan tersebut, Siti menegaskan bahwa pemulihan lingkungan adalah salah satu bagian penting dan terkait dengan pembangunan dan pemulihan ekonomi. Siti juga memberikan contoh langkah yang sudah diambil untuk pemulihan lingkungan seperti kelanjutan program seperti moratorium izin baru untuk hutan alam primer serta lahan gambut, yang dijadikan permanen oleh Presiden Joko Widodo pada 2019, dan payung hukum undang-undang tentang sawit.

Hal itu, kata dia, menunjukkan langkah maju yang diambil Indonesia. Selain itu terdapat juga fokus pemantapan perhutanan sosial untuk menjadi basis pembangunan ekonomi rakyat. Dengan bobot kegiatan akses lahan, kesempatan usaha dan fasilitasi yang terintegrasi. Sejauh ini sudah terjadi perkembangan yang baik terkait hutan sosial, dengan pada 2015 proporsi luas kawasan hutan yang dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat adalah 4,14 persen dan meningkat pada 2020 menjadi 18,4 persen.

"Diharapkan nanti pada tahun 2024 menjadi 30,4 persen," ujar Siti dan menambahkan tidak akan mudah untuk mencapai target tersebut.

Menurut data KLHK sampai dengan Desember 2020 telah didistribusikan akses perhutanan sosial seluas 4.417.937 hektare (ha) untuk 895.769 kepala keluarga. Fokus ketiga adalah penyederhanaan elemen masyarakat untuk berusaha menjadi produktif dengan pengawasan standar dan penegakan hukum. Dengan satu tujuan yaitu lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut KLHK juga meluncurkan State of Indonesia's Forests (SoIFO) 2020 yang merupakan dokumentasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan hutan dan lingkungan periode 2018-2020. Buku tersebut merefleksikan proses partisipatif dalam mencapai konsensus berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan hutan Indonesia. Dalam buku ini juga menunjukkan konsistensi corrective actions, dan dapat menjadi referensi internasional.

"Kehadiran buku ini menjadi bukti penting untuk 'Write what you do' dan 'Do what you write'. Jadi tulis apa yang kamu kerjakan, jangan mengarang-ngarang. Selain itu, kita konsisten terhadap rencana-rencana kerja kita untuk implementasinya. Dengan prinsip sesederhana itu juga, kita membangun nilai-nilai produktif bagi bangsa ini, di samping membangun energi positif yang sedang sangat-sangat dibutuhkan," ungkap Menteri Siti.

"Besar harapan kita bersama, agar tahun 2021 dan tahun-tahun seterusnya, kita tetap selalu dapat mencatatkan kemajuan dan pencapaian yang lebih baik demi kemaslahatan rakyat dan kehidupan di planet bumi yg lebih berkelanjutan," lanjutnya.

Penasihat Senior Menteri LHK selaku editor pelaksana SOIFO 2020 Efransjah, mengatakan buku ini menunjukkan kepada dunia internasional tentang transparansi pengelolaan kehutanan di Indonesia. "Kita menyajikan apa adanya dalam buku ini. Meski begitu, silahkan saja kalau ada yang mau membahas dari aspek keilmuan lain misalnya," katanya.

Bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO), Buku SOIFO pertama kali diterbitkan pada tahun 2018, dan mendapat respons positif khususnya dari kalangan internasional. Berdasarkan pengalaman tersebut, SOIFO akan diperbarui secara berkala, untuk memenuhi harapan publik.

FAO Indonesia Representative Ad Interim, Richard Trenchard menyampaikan apresiasi atas peluncuran SOIFO 2020 ini. "Buku yang luar biasa, mencakup laporan hutan dan kehutanan Indonesia yang disusun dengan baik. Buku ini saya harap dapat dibaca tidak hanya di level nasional, tetapi juga di tataran internasional," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement