Selasa 29 Dec 2020 23:49 WIB

Rekrutmen Tenaga RS Darurat Kota Bogor Dibanjiri Peminat

Pemkot Bogor ingin RS darurat ini segera beroperasi.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) bersama Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir (tengah) meninjau kesiapan rumah sakit darurat di wisma atlet Kota Bogor, GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Pemerintah Kota Bogor menyiapkan rumah sakit darurat untuk menangani pasien COVID-19 karena tingkat keterisian tempat tidur pasien di RSUD Kota Bogor sudah melebihi 80 persen sementara jumlah kasus infeksi virus Corona di Kota Bogor terus bertambah.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) bersama Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir (tengah) meninjau kesiapan rumah sakit darurat di wisma atlet Kota Bogor, GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). Pemerintah Kota Bogor menyiapkan rumah sakit darurat untuk menangani pasien COVID-19 karena tingkat keterisian tempat tidur pasien di RSUD Kota Bogor sudah melebihi 80 persen sementara jumlah kasus infeksi virus Corona di Kota Bogor terus bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat telah menutup pendaftaran tenaga penanggulangan Covid-19 untuk rumah sakit lapangan atau RS darurat 2021. Berdasarkan informasi terakhir, sudah ada lebih dari 70 orang yang mendaftar.

Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Armein Sjuhary Rowi menjelaskan, ada dua kategori rekrutmen. Pertama, tenaga kesehatan (nakes), yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga penunjang. Kedua, pekerja non-nakes. 

"Untuk yang non-nakes sebenarnya kita juga butuh satpam atau petugas sopir. Tapi kemarin kerjasama dengan Dispora untuk kasih bantuan tenaga, mungkin untuk sopir dan keamanan," kata Armein, Selasa (29/12).

Armein mengatakan, dalam mekanisme kontrak kerjanya, tenaga profesional penanggulangan Covid-19 di RS darurat Kota Bogor akan bergabung dari Januari 2021 hingga Maret 2021. Kontraknya sendiri akan diperpanjang menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19.

Sementara itu, besaran para tenaga profesional pun bervariatif. Dari data yang diberikan, dokter umum diupah sebesar Rp 10 juta per bulan, perawat sebesar Rp 6,5 juta hingga 7,5 juta per bulan, dan tenaga penunjang lainnya sebesar Rp 3,5 hingga 5 juta per bulan.

"Soal upah memang sudah tertuang dalam aturan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," tutur Armen.

Dia menegaskan, rekrutmen ini diprioritaskan untuk mereka yang sudah berpengalaman, atau setidaknya berkompeten di bidang penanganan Covid-19. Namun, tak menutup kemungkinan tenaga yang sudah ada saat ini juga direkrut untuk RS darurat.

"Kita tugaskan dari RSUD, terus kedua saya memohon ke Dinkes untuk menugaskan nakes yang ada di puskesmas. Sehingga minimal ada yang berpengalaman. Tapi memang kita juga merekrut (yang baru)," kata dia.

Mengenai perekrutan tenaga eksisting, kata Armein, sudah tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota Bogor. Di siti dijelaskan mereka dapat difungsikan untuk menjadi koordinator tenaga yang baru direkrut.

"Perawatan Covid termasuk gampang l-gampang susah. Gampangnya, merawat pasien biasa aja sesuai alur SOP. Tapi kita harus hati-hati juga karena faktor dan resiko penularan tinggi," kata dia.

Setelah pendaftaran ditutup, proses akan dilanjutkan dengan tes tulis secara daring tanggal 30 dan 31 Desember 2020. Baru dilanjutkan dengan tes praktek wawancara pada 4 hingga 6 Januari 2021.

"Tes praktik akan kita bikin berproses, karena biasanya sudah tahu seperti apa alurnya. Lalu tes kesehatan. Nah untuk tes kesehatan kita akan mencari cara yang lebih singkat. Karena kita sesuai dengan arahan pak wali inginnya kita bisa secepatnya berproses. Tidak boleh tertunda terlalu lama," kata dia menjelaskan.

Terlebih, kata dia, Pemkot Bogor ingin RS darurat ini segera beroperasi. Mengingat kapasitas rumah sakit umum yang sudah mulai penuh diisi pasien Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement