Selasa 29 Dec 2020 10:46 WIB

DPMD Sebut Hanya Tersisa Satu Desa Tertinggal di Jatim

Desa Tambak Ukir di Probolinggo menjadi satu-satunya desa tertinggal di Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Timur (Jatim), Mohammad Yasin.
Foto: Dok DPMD Jatim
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Timur (Jatim), Mohammad Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jawa Timur (Jatim), Mohammad Yasin mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan status kemajuan dan kemandirian desa. Saat ini, kata dia, di Jatim hanya tersisa satu desa tertinggal, yang berlokasi di Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.

Padahal berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) 2019, di Jatim tercatat ada 344 desa tertinggal dan empat desa sangat tertinggal. DPMD Jatim menargetkan pada 2021, semua desa sudah lepas dari status tertinggal. "Ini memang sedang kami lakukan penanganan khusus agar infrastruktur bisa tertangani dengan baik," kata Yasin di Kota Surabaya, Selasa (29/12).

Yasin menyatakan, sejumlah variabel IDM yang masih dinilai rendah akan digenjot. Dia menyebut, ada tiga indikator yang menjadikan desa itu tertinggal atau sangat tertinggal, maju, berkembang atau mandiri. Ketiganya adalah indeks ketahanan ekonomi, indeks ketahanan ekologi, dan indeks ketahanan sosial.

"Yang rendah di apa. Di aspek yang rendah itu maka dalam penyusunan APBD desa, dana desanya bisa mensuport dan membiayai indikator yang rendah tersebut," ujarnya.

Yasin memastikan APBD Jatim dan kabupaten mendukung penuh dalam percepatan pengentasan status desa tertinggal tersebut. Dengan begitu diharapkan tahun depan sudah tidak ada lagi desa tertinggal di Jatim.

Yasin mengakui, sebenarnya masih ada empat desa berstatus tertinggal di Jatim, menurut IDM 2020. Tiga desa itu berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, yaitu Desa Renokenongo di Kecamatan Porong, Desa Besuki di Kecamatan Jabon, dan Desa Kedung Bendo di Kecamatan Tanggulangin. Ketiganya, kata Yasin, tidak bisa lagi dientaskan dari status tertinggal karena terdampak lumpur Lapindo.

“Tiga desa itu memang sudah tidak bisa karena hilang akibat lumpur Sidoarjo, sehingga akan kita tata lagi untuk digabung dengan desa lain yang ada di sekitar," ujar Yasin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement