REPUBLIKA.CO.ID, SEKAYU -- Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, menyiapkan anggaran senilai Rp 36 miliar lebih untuk mengimplementasikan teknologi aspal karet pada 2021 yang sebelumnya telah diujicobakan sejumlah ruas jalan di daerah tersebut.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex di Sekayu, Senin (28/12), mengatakan teknologi aspal karet itu akan menyerap karet petani dalam bentuk lateks yang diolah di tingkat Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar.
“Implementasi (aspal karet) ini sangat dibutuhkan agar komoditas karet memiliki nilai tambah, tidak seperti selama ini hanya dijual dalam bentuk bokar ke pasar luar negeri,” kata Dodi pada acara Refleksi Kinerja tahun 2020.
Ia mengatakan penggunaan karet petani dalam aspal karet ini sudah dirintis sejak tiga tahun ini, yakni dengan bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor untuk menemukan teknologi terbarunya.
Pemkab Muba kemudian menindaklanjutinya dengan membangun pabrik pengolahan aspal karet bekerja sama dengan Pusat Penelitian Karet dan PT Jaya Trade yang merupakan perusahaan yang sudah melakukan hilirisasi karet.
Dengan produksi karet mencapai 155.303 ton per tahun, Pemkab optimistis sebanyak 636 ribu ton lateks dapat dihasilkan dan 318 ribu ton lateks pekat yang dapat diproduksi melalui pabrik ini.
“Kami mencatat ada potensi serapan lokal dari lateks untuk aspal karet ini mencapai 4,1 juta ton, dengan asumsi campuran karet sebesar 7 persen dari komponen aspal,” kata Dodi.
Itulah, ia melanjutkan, pengembangan teknologi aspal karet ini menjadi salah satu proyek strategis Pemkab Muba yang bertujuan meningkatkan nilai tambah agar petani menjadi lebih sejahtera.