Kamis 24 Dec 2020 04:57 WIB

Tantangan Duet Menkes-Wamenkes

Menteri Kesehatan dengan latar belakang dokter atau bukan dokter tidak ada masalah

Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan ucapan selamat kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat upacara pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Presiden melantik enam menteri untuk menggantikan posisi menteri lama (reshuffle) dan lima wakil menteri, diantaranya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.
Foto:

Oleh : Prof Ari Fahrial Syam, Dekan Fakultas Kedokteran UI

Selain itu hal utama yang harus  menjadi perhatian adalah pembiayaan kesehatan, distribusi tenaga kesehatan, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan, serta upaya pencegahan penyakit. 

Perlu efisiensi dalam pembiayaan kesehatan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir. Ini keahlian Pak Menkes kita yang pernah memimpin beberapa perusahaan BUMN dan mantan wakil Menteri BUMN untuk mengatasi masalah inefisiensi dalam pembiayaan kesehatan. 

Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh Lembaga penelitian atau  institusi pendidikan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat kita. 

Secara nasional harus ada upaya kemandirian  untuk pembuatan obat, vaksin, dan alat kesehatan yang memang di produksi dalam negeri. Hal ini harus lebih dipercepat dalam era pandemi. 

Saat ini, sudah terbukti bahwa para peneliti dari lembaga penelitian, institusi pendidikan, dan industri telah menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini, misal ventilator, robot, rapid diagnostic kit, baik rapid test antibodi maupun rapid test antigen, genose dan juga pengembangan vaksin, puluhan produk inovatif dihasilkan dalam masa pandemi ini.

Saat ini juga ada pekerjaan rumah pemerintah, yaitu bagaimana melakukan edukasi masyarakat agar dapat menjalankan protokol kesehatan. Berbagai pengalaman libur panjang diikuti dengan peningkatan jumlah kasus hingga menembus beberapa angka psikologis, seperti 40.000, 100.000, dan 200.000. 

Selain itu, informasi dari Tim Sinergi Mahadata UI dengan Facebook bahwa setelah libur panjang terjadi peningkatan kasus lebih dari 50%, terutama saat libur Idul fitri dan hari kemerdekaan. Selain itu begitu banyak hoaks yang beredar yang menghambat upaya2 untuk mengatasi pandemi global ini. 

Perlu tokoh atau curu bicara  sebagai wakil  kementerian Kesehatan yang bisa mengomunikasikn pesan2 kepada  publik mengenai langkah yang akan dilakukan. Terus terang selama ini seperti nya kemenkes lebih banyak bungkam

Menteri Kesehatan adalah orang yang paling bertanggung jawab agar bangsa ini tidak terpuruk dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, baik permasalahan kesehatan sebelum Covid-19 maupun selama dan pasca Covid-19. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement