Rabu 23 Dec 2020 21:35 WIB

Warga Jakut Berharap Bansos Pemprov DKI tidak Dihentikan

Warga mengharapkan tetap menerima bansos selama pandemi Covid-19.

Siti Zahro (44) membuat celemek dengan bahan tas bansos Covid-19 di industri rumahan KG-Lupe Fashion, Salemba, Jakarta, Senin (23/11). Celemek yang dibuat dengan memanfaatkan tas bansos Covid-19 itu dijual seharga Rp 50.000 hingga Rp 150.000 tergantung ukuran dan kerumitan proses pembuatan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Siti Zahro (44) membuat celemek dengan bahan tas bansos Covid-19 di industri rumahan KG-Lupe Fashion, Salemba, Jakarta, Senin (23/11). Celemek yang dibuat dengan memanfaatkan tas bansos Covid-19 itu dijual seharga Rp 50.000 hingga Rp 150.000 tergantung ukuran dan kerumitan proses pembuatan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga di Jakarta Utara berharap bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak dihentikan selama pandemi virus corona (Covid-19). Warga mengharapkan tetap menerima bansos selama pandemi Covid-19.

"Semoga bansos tetap ada, hingga pandemi virus corona selesai," kata warga RT 02/02 Kelurahan Koja, Oom Komah, Jakarta Utara, Rabu (23/12).

Baca Juga

Oom mengatakan, bantuan yang diberikan di tengah situasi pandemi sangat bermanfaat bagi keluarganya. Apalagi, barang-barang yang disampaikan berkualitas baik.

Dia mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah saat ini, yang sudah menyalurkan bansos, di saat perekonomian masyarakat sedang kurang baik. Ketua RT 04/05 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Parid mengatakan, warga di wilayahnya yang menerima bantuan sosial dampak Covid-19 dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sekitar 170 KK.

Selain menerima paket dalam kardus, pihaknya juga menerima bantuan operasional senilai Rp5 ribu per paket.

"Bantuan dari Pemprov dipaketkan dalam kardus, dengan tertera total nilai barang yang didistribusikan," kata Parid.

Hal senada disampaikan Ketua RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Nurus Shobah, mengatakan, penerima bantuan sosial di wilayahnya mencapai 700 paket. Bantuan sudah didistribusikan hingga 11 kali.

"Isinya pun barang-barang yang terbaik di pasaran," ujarnya.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan paket bantuan dan pola distribusi Pemprov DKI Jakarta berdasarkan hasil kajian yang sudah dilakukan sebelumnya. Dia mengakui, pada penyaluran bansos pertama kali terjadi keterlambatan, lantaran pemesanan dilakukan secara mendadak.

"Prosesnya hanya dua hari sebelum pengiriman, sehingga memang ada keterlambatan di awal. Tapi selebihnya sudah kita sempurnakan," kata Arief.

TAKE

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement