Rabu 23 Dec 2020 08:54 WIB

Pengamat: Dari Sisi Apa Pun, Bu Risma Layak Jadi Mensos

Menteri sosial jadi capaian strategis Risma ikut dalam kontestasi politik selanjutny

Rep: Dadang Kurnia/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tri Rismaharini
Foto: Republika/ Wihdan
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengamat Politik Surabaya Survei Centre (SSC), Mochtar W Oetomo menilai, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini layak mendapat kepercayaan sebagai menteri Sosial. Apalagi, selama dua periode kepemimpinannya di Surabaya, Risma dinilai mampu melambungkan Kota Pahlawa ke level yang lebih tinggi.

"Dari sisi apapun Bu Risma layak mendapat kepercayaan ini setelah dua periode mampu memimpin dan mengangkat Kota Surabaya ke level yang lebih tinggi dengan segenap kinerja, dedikasi, dan prestasinya," kata Mochtar, Selasa (22/12). 

Menurut Mochtar, pencapaian yang diperoleh Risma sehingga mendorongnya menjadi menteri Sosial, juga menjadi capaian strategis untuk dirinya membangun karir politik berikutnya. Apalagi Risma sering dikait-kaitkan dengan kontestasi Pilkada 2024. Baik untuk maju Pilgub DKI maupun Pilgub Jatim. 

"Atau bahkan dikaitkan dengan konstalasi politik 2024. Karena dengan jabatan baru ini, Risma menjadi memiliki panggung politik yang jauh lebih besar dan lebih luas," ujarnya. 

Mochtar melanjutkan, jabatan baru yang diemban Risma juga tentunya tidak ringan. Banyak pekerjaan rumah dan tantangan yang harus dilakukan untuk bisa menjawab ekspektasi publik. Pertama, kata dia, sabagai Mensos, Risma akan langsung berhadapan dengan situasi sosial yang pelik. Pandemi Covid-19 yang masih jauh dari kata akhir menyisakan banyak problem sosial yang harus mendapat perhatian dan penyelesaian. 

"Ditambah lagi sekarang ini masuk ke bulan-bulan dengan cuaca dan curah hujan yang tidak menentu, yang memungkinkan menculnya banyak bencana dan musibah alam," ujarnya. 

Sebagai Mensos baru, lanjut Mochtar, Risma juga harus menghadapi berbagai problem di dalam internal kementerian yang ditinggalkan oleh Mensos sebelumnya yang ditangkap KPK. Kooordinasi, konsolidasi, dan berbagai pembenahan internal kementerian dinilai bukan hal yang gampang dan memerlukan energi tersendiri.

"Ibu Risma mau tidak mau harus berhadapan dengan citra diri lembaga kemensos yang bisa dibilang ada pada titik nadir dengan berbagai kasus yang menjerat Mensos-Mensos sebelumnya," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement