REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Salah satu jenis kuliner yang saat ini sedang marak di berbagai kota besar adalah pisang goreng “Tanduk”. Apalagi di saat tiba musim hujan seperti sekarang ini, ngemil pisang goreng tanduk yang krispi ditemani segelas kopi, suasana jadi terasa makin nikmat.
Melihat tren kekinian tersebut, maka tak salah jika Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung kini mengembangkan tanaman pisang tanduk di lahan praktik sebagai percontohan.
“Lahan percontohan tanaman pisang tanduk ini merupakan bentuk tanggung jawab moral Bapeltan Lampung untuk ikut men-support agribsnis pisang di wilayah Lampung dan sekitarnya.”, jelas Kepala Bapeltan Lampung, Abdul Roni Angkat saat panen perdana pisang tanduk di lahan praktik Bapeltan Lampung lewat keterangan yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/12)
Menurut Abdul Roni Angkat, Lampung merupakan sentra penghasil pisang yang memasok wilayah Jabodetabek bahkan hingga ke Jawa Tengah dan Jogjakarta. “Adanya tren kuliner pisang tanduk belakangan ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi petani di Lampung untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pisang tanduk sehingga bisa memenuhi permintaan yang ada. Kami di Bapeltan Lampung siap memberi support melalui pelatihan bagi para penyuluh pertanian, juga para petani, sesuai dengan tugas pokok kami dalam pengembangan SDM pertanian,” papar pria asal Sumatera Utara ini.
Sementara itu menurut Ahmad Suryanto, Widyaiswara Bapeltan Lampung, pisang tanduk (Musa x paradisiaca) merupakan salah satu jenis pisang komersial yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Buah pisang ini disebut pisang tanduk karena bentuknya memang mirip dengan tanduk. Rasa pisang ini manis terutama yang jenis pisang taduk panjang, dan ini yang biasanya digunakan sebagai bahan baku pisang goreng krispi. Adapun jenis pisang tanduk yang bentuknya pendek ada sedikit rasa asam, cocok untuk baku keripik.