Selasa 22 Dec 2020 21:22 WIB

PR Sandiaga Uno Jadi Menparekraf

Sandiaga dinilai memiliki kapasitas untuk membenahi mata rantai UMKM.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
 Sandiaga Uno
Foto: AP
Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Pariwisata dari Universitas Gadjah Mada, Muhammad Baiquni menilai Sandiaga Uni memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mengurusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Khususnya dalam membenahi mata rantai UMKM di bidang parekraf yang menjadi basis ekonomi masyarakat.

"Harapan saya pariwisata ini kekuatannya di UMKM, karena mata rantainya dahsyat sekali karena menggunakan rakyat sebagai kekuatannya," kata Baiquni kepada Republika.co.id, Selasa (22/12).

Baca Juga

Baiquni mengatakan, konsistensi Sandiaga dalam pembangunan UMKM sudah dapat dinilai masyarakat. Sebab, pasca kekalahannya dalam Pemilihan Presiden 2019 saat menjadi wakil Prabowo Subianto, Sandiaga tetap fokus berkecimpung dalam dunia UMKM dan upaya menciptakan lapangan kerja.

Menurut dia, rekam jejak yang sudah dilakukan itu diharapkan diimplementasikan ke dalam sektor parekraf. Sebab, kata Baiquni, jika nantinya pengembangan pariwisata justru lebih berorientasi kapitalistik dan pemain global, masyarakat setempat tidak akan menikmati hasil dari pariwisata.

"Akhirnya masyarkat hanya menjadi penonton. Kalau tidak berdaulat, usaha-usaha ekonomi kreatif hanya akan menjadi jongos di negerinya sendiri," ujar Baiquni.

Di tengah pandemi dimana kebanyakan investor global menahan diri untuk berinvestasi, Baiquni mengatakan, bisa menjadi waktu yang tepat bagi Sandiaga untuk menarik para pelaku-pelaku usaha kecil dan menengah mengambil peran dalam mata rantai produk UMKM. Hal itu harus dibangin dengan membenahi kemampian manajerial UMKM hingga pola-pola kemitraan usaha

Jika itu terus dilakukan oleh pemerintah, Baiquni meyakini dalam dua hingga tiga tahun ke depan sektor pariwisata akan berdaulat, berkualitas dan berkelanjutan. "Membangun mata ranti UMKM justru di harus di tengah situasi krisis ini disaat para pelaku bisnis global belum masuk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement