Selasa 22 Dec 2020 15:54 WIB

Ibu Hebat, Negara Kuat

Ibu itu bagaikan sekolah kehidupan.

Ibu dengan anaknya/ilustrasi.
Foto:

Diakui bahwa sebagai tiang negara, ibu adalah sumber kasih sayang, motivasi, dan inspirasi bagi semua, karena dedikasi dan pengorbannya yang tiada tara. “Kasih ibu itu sepanjang masa”, demikian lirik sebuah lagu.

Hafiz Ibrahim, sastrawan Mesir, pernah menyatakan, “Ibu itu bagaikan sekolah kehidupan. Jika engkau siapkan (didik) dia dengan baik, berarti engkau telah menyiapkan bangsa berkarakter dan berkepribadian baik.”

Ibu merupakan sekolah kehidupan pertama dan utama bagi siapapun, karena melalui sentuhan kasih sayangnya siapapun pernah dididik, dirawat, dibina, dilatih, dibiasakan dan disukseskan olehnya. Sedemikian hebatnya peran edukatif ibu, sehingga bahasa pertama yang dikuasai anak disebut bahasa ibu (mother tongue), bukan bahasa ayah atau bahasa kakek.

Selain kehangatan dan kedekatan emosional, ibu mampu berperan sebagai role model dalam kasih sayang keibuan yang tidak dijumpai di lembaga pendidikan manapun. Ibu adalah pemilik dan pengembang sekolah keibuan. Di dalam sekolah kasih sayang inilah proses peneladanan dan pembiasaan kepribadian dan karakter positif dibentuk.

Di pangkuan kelembutan ibu, anak-anak tumbuh, berkembang, menjadi dewasa dan generasi penerus bangsa dengan belaian cinta. Karena itu, wajar bahwa surga berada di bawah “telapak kaki” ibu.

Sekolah cinta kasih itu memang harus by design, dipersiapkan dengan baik. Para ibu penting memiliki ilmu dan wawasan parenting kepengasuhan dan kependidikan bagi anak-anaknya. Karena sekolah cinta kasih itu merupakan potensi alami yang perlu dikembangkan dan dimatangkan melalui proses edukasi yang benar, berbasis nilai kasih sayang.

Idealnya, pendidikan calon ibu itu setara dengan pendidikan kaum lelaki. Bahkan calon ibu perlu dibekali wawasan kepengasuhan, keperawatan, kesehatan, dan kepribadian bagi anak.

Di sekolah keibuan, seorang ibu tidak hanya mengasuh, merawat, dan membesarkan anak, tetapi juga berperan penting dalam mendidik, membentuk sikap dan karakter anak, membiasakan gaya hidup positif dengan keteladanan yang baik (uswah hasanah). Dengan kolaborasi simbiosis mutualisme dengan ayah, ibu “mewakafkan” segala perhatian, kasih sayang, pikiran, dan tenaganya untuk mencerdaskan, mencerahkan, dan mengantarkan putra-putri mereka menjadi generasi hebat, sukses, dan bahagia dunia dan akhirat.

Sekolah cinta kasih ibu adalah sekolah keimanan, keilmuan, keadaban, kesalehan, kepribadian, kearifan, dan harapan masa depan. Melalui sekolah inilah, para pemimpin bangsa dan dunia pernah dilahirkan.

Di sekolah ini pula generasi muda calon pemimpin masa depan belajar “bermimpi besar” tentang masa depan, belajar bersikap benar dan berperilaku jujur, disiplin, tekun, bertanggung jawab, welas asih, dan bersabar demi meraih dan mewujudkan cita-cita mulia.

Dengan kata lain, ibu bisa menjadi hebat, apabila dipersiapkan dengan benar dengan sistem pendidikan integratif yang unggul dan efektif, sehingga dari ibu hebat, negara dan bangsa menjadi sehat, kuat, bermartabat, dan berdaulat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement