Senin 21 Dec 2020 18:16 WIB

PBB Punya Peluang Masuk Kabinet Saat Reshuffle

Kader partai Islam seperti PBB dinilai layak masuk kabinet.

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju. Penangkapan dua menteri oleh KPK membuat Presiden harus segera menemukan penggantinya lewat reshuffle kabinet.
Foto: ANTARA/HO/Setpres-Kris
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju. Penangkapan dua menteri oleh KPK membuat Presiden harus segera menemukan penggantinya lewat reshuffle kabinet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat Partai Bulan Bintang (PBB) berpeluang masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Penangkapan dua menteri oleh KPK menyebabkan kabinet harus dirombak sesegera mungkin.

"Momentum awal tahun ini tepat karena menteri baru bisa mulai bekerja di awal tahun dengan APBN tahun anggaran baru. Dengan demikian, menteri bisa mengikuti perjalanan penggunaan anggaran pada tahun anggaran berjalan," kata Ujang di Jakarta, Senin (21/12).

Baca Juga

Menurut dia, perombakan kabinet tidak hanya terjadi di dua pos kementerian yang menterinya terlibat kasus dugaan korupsi, yakni Menteri KKP Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Juliari Batubara. Kementerian lain dinilainya juga kurang maksimal kinerjanya.

Presiden Jokowi nantinya juga diperkirakan masih akan mengakomodasi kepentingan partai politik pendukungnya.

Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf didukung oleh 10 partai, yaitu partai yang kini mendapat suara di DPR maupun tidak, seperti PDIP, Partai Golkar, PKB, Partai NasDem, PPP, Partai Hanura, PBB, PSI, Perindo, serta PKPI. Dari sekian banyak parpol pendukung pemerintahan tersebut, ada partai yang belum diberikan kesempatan membantu jalannya pemerintahan melalui kursi kabinet.

Sejak pengangkatan menteri sampai staf khusus, Presiden Jokowi sudah memberikan kursi kepada seluruh kader partai pendukung, kecuali PBB dan Partai Hanura. "PBB ada sosok besar, Prof Yusril Ihza Mahendra. Akan tetapi, tentu tidak relevan untuk menempatkan Bang Yusril di posisi wamen (wakil menteri), apalagi dia sempat jadi Menteri Sekretaris Negara. Bisa dialihkan juga jabatan wamen kepada Bang Afriansyah Noor (Sekjen PBB)," ujar Ujang.

Ia menilai kader partai Islam, seperti PBB, layak untuk menjadi tim kabinet karena di samping dibutuhkan profesionalismenya, juga untuk menjaga gawang dan mengawal isu-isu keumatan yang dinilai kurang optimal di pemerintahan. "PBB bisa menjadi kekuatan signifikan dan salah satu penentu arah kekuatan politik bangsa. PBB akan menjadi kekuatan politik Islam moderat yang mengedepankan nilai-nilai kejuangan dan kebangsaan," tutur Ujang Komarudin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement