REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video viral menampilkan tumpukan paket bantuan sosial (bansos) di sebuah gudang. Polisi menyebut, bansos itu berupa sembako sebanyak 50 ribu paket.
Dalam video berdurasi 12 detik itu, tampak paket bansos tersebut tertumpuk dalam sebuah gudang. Paket bansos itu dibungkus menggunakan tas berwarna putih-merah. Pada tas itu, terdapat lambang bintang berwarna kuning.
Tas yang digunakan untuk membungkus sembako itu serupa dengan tas paket bansos yang dikeluarkan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk masyarakat terdampak Covid-19. Republika lalu mendatangi lokasi penemuan tumpukan bansos tersebut di Jalan Pulo Buaran II Blok N1-N3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (21/12). Pihak keamanan tak mengizinkan masuk ke dalam gudang dengan besar sekitar 100 × 200 meter itu. Pintu gerbang gudang itu dikunci rapat-rapat dan dijaga sejumlah orang.
"Tidak boleh, tidak boleh (masuk ke gudang). Tidak dibolehkan sama bos saya. Dari tadi tidak ada media yang boleh masuk. Dari kemarin pun gitu," kata petugas keamanan yang mengenakan kemeja hitam dan masker merah jambu itu dari balik pagar gudang, Senin (21/12).
Tak lama berselang, Kanit Reskrim Polsek Cakung, Iptu Stevano Leonard Johannes datang ke gudang tersebut. Mereka diizinkan masuk untuk menyelidiki keberadaan paket sembako tersebut.
Usai menyelidiki keberadaan paket tersebut, Stevano mengatakan, jumlah paket sembako di dalam gudang itu mencapai 50 ribu paket. Isinya memang sembako.
"Jumlahnya 50 ribu (paket). Isinya beras 10 kilogram, mi instan 10 bungkus, sarden kecil sembilan kaleng, minyak goreng dua liter, saus sambal satu botol. Tapi tidak ada yang kedaluwarsa. Sudah kami cek," kata Stevano kepada wartawan di lokasi.
Stevano menjelaskan, paket sembako itu menumpuk karena pihak gudang batal menjalin kerja sama dengan Kemensos. "Betul, ini kerja sama yang batal. Mereka (pihak gudang) sudah siapkan, tetapi kelebihan stok di sana (Kemensos)," kata Stevano.
Terkait dugaan bahwa tumpukan bansos ini adalah praktik penimbunan sembako, Stevano mengaku belum mengetahuinya. Termasuk soal keterkaitan tumpukan sembako ini dengan kasus korupsi bansos yang menjerat Menteri Sosial Juliari Batubara. "Kami masih dalam proses penyelidikan, nanti akan kami sampaikan lebih lanjut," kata dia.
Paket bansos di gudang itu, imbuh Stevano, sudah berada di sana selama tiga bulan terakhir. Kendati demikian, ia memastikan sembako dalam paket itu belum kedaluwarsa.
KPK telah menetapkan Juliari Batubara, dua pejabat pembuat komitmen di Kemensos, serta dua pengusaha menjadi tersangka dalam perkara korupsi Bansos Covid-19. KPK menduga Juliari menyunat Rp 10 ribu dari tiap paket pengadaan Bansos Covid-19 seharga Rp 300 ribu. Juliari diduga telah mengantongi dana sebanyak 17 miliar.