Ahad 20 Dec 2020 00:47 WIB

Kader Bangsa Ajak Pemuda Jogja Sinergi Siapkan Kepemimpinan

Menurut Dimas, negara tidak bisa lagi menjadi aktor tunggal dalam pembangunan.

Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho (kiri) dalam Forum Kolaborasi Positif di Yogyakarta, Rabu (11/12).
Foto: Istimewa
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho (kiri) dalam Forum Kolaborasi Positif di Yogyakarta, Rabu (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren dan kondisi pembangunan sosial ekonomi saat ini dan masa depan membutuhkan partisipasi yang lebih besar dari berbagai lapisan masyarakat. Hal itu harus dilakukan melalui upaya kewirausahaan sosial di mana anak muda akan memainkan peran penting.

“Melalui kewirausahaan sosial, kita bukan hendak melahirkan anak-anak muda yang semata menjadi pengusaha pencari profit. Tapi kita ingin melahirkan calon-calon pemimpin bangsa yang berkapasitas dan berintegritas”, ujar Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, dalam Forum Kolaborasi Positif di Yogyakarta, Rabu (11/12).

Berdasarkan rilis yang diterima Republika, Sabtu (19/12), dalam forum ini, Dimas berdialog dengan perwakilan pemuda dari berbagai kalangan yakni akademisi, aktivis, pegiat ekonomi kreatif hingga pengusaha muda.

Pemimpin yang baik memiliki syarat kapasitas atau kompetensi yang dibutuhkan. Namun juga mereka harus memiliki syarat integritas, yakni kejujuran, etika, dan budi pekerti yang baik.

Terakhir, Dimas menambahkan, aspek loyalitas, yakni setia terhadap negara dan bangsanya, serta setia terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang utama dan universal.

“Pemimpin muda harus belajar dan memiliki tiga aspek tadi, kapasitas, integritas dan loyalitas. Kompetensi ini termasuk ilmu, keterampilan dan jaringan. Integritas adalah akhlak dan karakter. Loyalitas penting, dia harus memahami, mencintai serta setia pada negara bangsanya yang majemuk dan luar biasa ini, namun menghadapi berbagai persoalan kesenjangan," ujar mantan Staf Khusus Kantor Kepresidenan ini.

Menurut Dimas, negara tidak bisa lagi menjadi aktor tunggal dalam pembangunan. Model pembangunan dunia saat ini dan ke depan adalah kolaborasi antara tiga pihak, pemerintah, swasta dan masyarakat sipil. Anak muda sebagai kekuatan demografis terbesar di Indonesia wajib diperkuat SDM-nya.

“Anak muda Indonesia hari ini harus punya kesadaran dan kesiapan untuk memimpin. Baik itu di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Anak muda sebagai mana generasi hebat jaman perjuangan, harus bisa membentuk historical bloc, atau kekuatan bersatu yang memiliki kesadaran dan cita-cita yang sama. Sama-sama ingin maju dan sejahtera secara bersama. Inilah semangat milenial Indonesia yang progresif yang harus dibangun,” ujar dia.

Dimas melihat era digital dan ekonomi kreatif akan membantu penguatan kapasitas dan kesadaran para pemimpin muda. Dengan berbagai konten dan platform digital yang ada anak-anak muda Indonesia akan punya lebih banyak kesempatan dan informasi untuk belajar dan berkembang. Tinggal ditingkatkan adalah tanggung jawab, kepedulian dan inovasi para pemimpin muda tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement