Jumat 18 Dec 2020 17:26 WIB

Jabar akan Jadikan Secapa AD Tempat Isolasi Mandiri

Jika kapasitas RS sudah penuh maka pasien yang sembuh bisa dipindah ke isolasi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Calon penumpang menjalani Rapid Test Antigen di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jumat (18/12). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan orang keluar kota di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta wajib melakukan rapid test antigen. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Calon penumpang menjalani Rapid Test Antigen di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jumat (18/12). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan orang keluar kota di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta wajib melakukan rapid test antigen. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kasus Covid 19 di Jabar terus mengalami kenaikan. Menurut Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Jabar Daud Achmad, di kasus baru Covid 19 makin meningkat karena masyarakat tambah bergerak bebas.

Oleh karena itu, menurut Daud, Pemprov Jabar akan menginventarisir berbagai tempat yang bisa dijadikan tempat isolasi."Saya juga sedang melihat di Secapa kalau bisa jadi tempat isolasi. Kan hampir 1.000 pasien bisa ditampung disana," ujar Daud di Gedung Sate, Jumat (18/12).

Menurut Daud, strategi yang dilakukan jika okupansi Rumah Sakit (RS) sudah tinggi maka pasien yang sudah sembuh bisa dipindah ke isolasi. Sehingga, rumah sakit tak terlalu penuh. "Angka kesembuhan memang menurun dulu 85 persen. Sekarang 82 persen yang sembuh penurunan logis karena di lihat angka kasus aktif," katanya.

Tapi, kata dia, sebenarnya kalau yang sembuh dilihat angka nominalnya cukup banyak juga. "Kasus aktifnya 10 ribu ini yang sembuhnya 8.500. Ada sehari kasus aktif misalnya nambah 700 yang sembuhnya banyak," katanya.

Begitu juga, kata dia, angka kematian pun menurun 1,54 persen dari 2 persen. Ini, terus menurun. Karena, meraka yang ada di Rumah Sakit makin banyak yang disembuhkan tak meninggal. "Akhir tahun ini Jabar melarang mengadakan perayaan akhir tahun. Operasi yustisi akan ditingkatkan. Agar, libur akhir tahun tak jadi klaster kayak kemarin. Bagi yang piknik lakukan swab antigen karena itu satu-satunya yang bisa diketahui," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement