Kamis 17 Dec 2020 17:10 WIB

Banyak Cara Wujudkan Silih Tulungan

Membeli produk UMKM atau berwisata bisa mengerakkan ekonomi lokal.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja memanen telur ayam di pertenakan ayam petelur di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ilustrasi).  Perlambatan ekonomi di Jawa Barat melatarbelakangi lahirnya Gerakan Silih Tulungan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja memanen telur ayam di pertenakan ayam petelur di kawasan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (ilustrasi). Perlambatan ekonomi di Jawa Barat melatarbelakangi lahirnya Gerakan Silih Tulungan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perlambatan ekonomi di Jawa Barat melatarbelakangi lahirnya Gerakan Silih Tulungan yang digagas Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar. Masyarakat bisa melakukan banyak hal untuk mewujudkan gerakan ini secara nyata.

Wakil Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar Aat Soeratin mencontohkan bagaimana Silih Tulungan bergerak di tengah masyarakat. Untuk menyelamatkan UMKM, masyarakat yang memiliki penghasilan dapat membeli barang ke UMKM-UMKM sekitar tempat tinggalnya.

Baca Juga

Dengan begitu, UMKM dapat kembali menghidupkan roda produksi. Begitu juga, dengan pelaku UMKM itu sendiri. Bahan dasar yang diperlukan untuk berproduksi bisa didapatkan dari pelaku UMKM lainnya.

"Untuk membuat kaos. UMKM bisa mencari kain dari UMKM lain. Begitu juga saat proses penyablonan," kata Aat melalui siaran pers, Kamis (17/12).

Jika itu terjadi, kata dia, bayangkan ada berapa UMKM yang kembali berproduksi karena satu kaus saja. Masyarakat dapat memberi kontribusi dalam pemulihan ekonomi dengan mengubah perilakunya.

"Menggunakan dan membeli produk lokal adalah upaya menolong pemulihan ekonomi," kata dia.

Untuk menyelamatkan sektor pariwisata, kata Aat, Silih Tulungan dapat menjadi basis Gerakan Silih Anjangan atau saling mengunjungi antar kabupaten/kota maupun antar daerah tujuan wisata.

Saling mengunjungi ini, kata dia, cocok untuk Jabar yang memiliki beragam ekosistem. Karena berkunjung, wisatawan harus berlaku baik. 

"Misalnya dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Begitu juga tuan rumah, harus mencegah adanya penularan Covid-19 di tempatnya," kata Aat.

Jika itu dilakukan, kata dia, sektor pariwisata akan mulai bergerak. Pelaku pariwisata yang terdampak secara ekonomi dapat kembali berkegiatan. Daya beli masyarakat pun perlahan akan menguat.

"Saling menolong atau gotong royong merupakan nilai kemasyarakatan yang perlu direvitalisasi," ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement