REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dengan modal sikap sosial warga Jawa Barat yang masih sangat tinggi, implementasi Silih Tulungan dinilai tidak akan sulit. Apalagi, konsep gotong royong khas Jabar ini akan memaksimalkan potensi lokal.
Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar, Eric Wiradipoetra mengatakan, setiap daerah memiliki ciri khas saling tolong-menolong yang unik. Namun ke depan aksi ini harus lebih terorganisir melalui Silih Tulungan.
"Jika masyarakat terlibat aktif maka pemulihan ekonomi akan lebih cepat, " kata Eric melalui siaran pers, Kamis (17/12).
Eric mengatakan, sikap sosial warga Jawa Barat yang masih sangat tinggi, implementasi Silih Tulungan dinilai tidak akan sulit. Ia memberi contoh Silih Tulungan yang mudah dilakukan. Misalnya membeli produk lokal atau membeli barang yang dijual teman. Barangnya juga harus berkualitas, artinya saling memberikan kepercayaan.
Selain itu, kata Eric, Silih Tulungan bukan hanya saja menjadi gerakan sosial, tapi bisa menjadi gerakan ekonomi lokal. Yakni dengan memanfaatkan logo Silih Tulungan untuk beragam kegiatan ekonomi.
"Silahkan pakai logo untuk produk kaos lalu dijual. Atau menjadi motif batik. Atau bahkan menjadi kartu diskon," ungkap dia.
Logo Silih Tulungan sendiri bergambar dua tangan saling mencengkeram dengan kencang yang menunjukan gerakan saling menolong, dengan tulisan Silih Tulungan dan warna biru, kuning, hijau dan coklat sebagai warna dasarnya.
Eric menilai logo ini cukup menarik dan bisa menjadi gambar unik di kaos distro atau motif batik. Jadi silahkan saja dipakai untuk keperluan saling menolong.