Sabtu 12 Dec 2020 05:23 WIB

Medsos Beri Banyak Tantangan dan Kesempatan untuk Anak Muda

Di bidang ekonomi, saat ini karakter anak muda menjadi lebih independen dan otonom.

Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho dalam Forum Kolaborasi Positif yang melibatkan perwakilan pemuda dari berbagai kalangan yakni praktisi, akademisi, pengusaha muda hingga aktivis di Woodstairs Café, Kota Lampung, Kamis (10/12).
Foto: Istimewa
Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho dalam Forum Kolaborasi Positif yang melibatkan perwakilan pemuda dari berbagai kalangan yakni praktisi, akademisi, pengusaha muda hingga aktivis di Woodstairs Café, Kota Lampung, Kamis (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi informasi telah mendorong terjadinya transformasi ekonomi di dunia. Terlebih, hadirnya media sosial memberikan banyak tantangan dan kesempatan bagi anak muda baik di bidang sosial ekonomi maupun politik.

“Khusus untuk Indonesia, tugas dan peran anak muda dibutuhkan untuk mewujudkan pertama, nation building. Kedua, state building dan ketiga, social and economic development yang berkualitas,” ujar Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho dalam Forum Kolaborasi Positif yang melibatkan perwakilan pemuda dari berbagai kalangan yakni praktisi, akademisi, pengusaha muda hingga aktivis di Woodstairs Café, Kota Lampung, berdasarkan rilisnya, Jumat (11/12).

Keberhasilan nation building Indonesia, kata Dimas yang juga mantan Staf Khusus Kantor Kepresidenan ini, diukur dari keberhasilan anak muda mampu bersinergi dan berkolaborasi secara aktif untuk memajukan Indonesia di berbagai bidang.

Menurutnya, dengan dinamika konten media sosial yang cepat dan variatif, anak muda saat ini cukup instan dalam belajar memahami situasi sosial di sekitarnya. Hal ini secara positif justru mendorong munculnya sikap kritis sekaligus bijaksana di kalangan anak muda. Mereka cukup memahami kenyataan bangsanya yang plural dan adanya kesenjangan.

“Saya yakin, generasi anak muda hari ini akan menjadi aktor intermediasi yang mampu menjembatani berbagai fragmentasi dan problem sosial di masyarakatnya,” ucap Dimas.

Dimas yang saat ini menjadi salah satu tim pakar di Kemenko Perekonomian ini menyatakan state building adalah tugas anak muda Indonesia yang kedua. Yakni memastikan dan berkontribusi agar pemerintahan berjalan secara baik dan fungsional.

“Dengan jumlah demografi yang besar, jangan sampai anak muda hanya objek dan penonton. Anak muda harus terlibat dan dilibatkan dalam proses pemerintahan. Namun kehadiran anak muda harus mampu menghadirkan perbedaan dan perbaikan, agar pemerintah dapat benar-benar berkualitas melayani rakyat, tidak korupsi, memastikan anggaran dan program negara tepat guna dan tepat sasaran,” ujar Dimas.

Di bidang ekonomi, saat ini karakter anak muda menjadi lebih independen dan otonom. Mereka banyak terlibat dalam kewirausahaan, sharing economy, proyek bareng, dan membangun komunitas sosial ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan bersama. Hal ini terlihat pada munculnya minat dan UMKM serta koperasi.

“Muncul berbagai aktivitas sosial ekonomi yang tidak hanya mengejar profit. Tapi juga yang berdampak pada kesejahteraan warga yang lebih luas, sebuah kewirausahaan sosial. Ini menurut saya ciri khas anak muda Indonesia hari ini dan ke depan. Ada keinginan untuk terlibat dan bersolidaritas,” pungkas Dimas.

Namun demikian, Dimas menegaskan peran negara sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi anak muda. Tantangannya adalah memastikan usia produktif agar mendapatkan keahlian dan pekerjaan yang baik. Negara harus bisa bekerja sama dengan swasta dan masyarakat sipil untuk memastikan hadirnya kesempatan kerja yang berkualitas.

“Pendidikan kompetensi adalah hal utama untuk mendapatkan kesempatan kerja berkualitas. Namun pastikan juga pendidikan integritas dan karakter bagi para anak muda Indonesia. Bagi saya ini adalah kunci untuk menjadi bangsa juara,” tutup Dimas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement