REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat stabil bahkan cenderung turun. Kondisi itupun berdampak pada seretnya penjualan beras Bulog dalam program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau yang dulu dikenal dengan istilah operasi pasar.
Kepala Bulog Indramayu, Dadan Irawan, mengungkapkan, program KPSH yang dijalankan Bulog Indramayu memang seret. Kondisi itu terjadi sejak maraknya bansos berupa beras yang dibagikan pemerintah di masa pandemi Covid-19.
"Kami susah jualan karena harga beras di pasar lebih rendah dari harga beras dalam KPSH. Masyarakat lebih memilih membeli beras di pasar," kata Dadan.
Dadan menyebutkan, target beras yang terjual dalam KPSH oleh Bulog Indramayu pada tahun ini mencapai 56 ribu ton. Namun, dari target tersebut, baru terealisasi 49 persen. Seretnya program KPSH mulai terjadi sejak banyaknya bansos pandemi Covid-19 pada pertengahan tahun.
"Bahkan Oktober dan November nol," ungkap Dadan.
Untuk Desember, Dadan mengaku masih terus mengupayakan untuk menawarkannya. Namun, sejauh ini kurang mendapat respons dari masyarakat.