REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat stabil bahkan cenderung turun. Kondisi itupun berdampak pada seretnya penjualan beras Bulog dalam program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau yang dulu dikenal dengan istilah operasi pasar.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Jumat (11/12), harga beras medium plus di kisaran Rp 8.500-Rp 9.000 per kg. Sedangkan beras premium, berkisar antara Rp 9.000-Rp 10 ribu per kg, tergantung kualitas berasnya.
Sementara itu, harga beras KPSH yang dijual Bulog Indramayu di salah satu kios beras di Pasar Baru Indramayu, dibanderol dengan harga Rp 8.100 per kg. Beras yang dijual dalam KPSH tersebut merupakan beras medium standar.
Sedangkan di pasaran, harga beras medium standar ada di kisaran Rp 7.600-Rp 8.000 per kilogram (kg), atau lebih murah dibandingkan beras dalam KPSH.
Pemilik kios beras Campur Jaya di Pasar Baru Indramayu, Warto, mengungkapkan, harga beras saat ini cenderung stabil bahkan turun. Sebab, permintaan beras dari masyarakat menurun seiring banyaknya bantuan sosial (bansos) berupa beras yang dikucurkan pemerintah di masa pandemi Covid-19.
"Harga beras menurun sejak adanya bansos. Penjualan beras juga lesu," kata Warto, Jumat (11/12).
Warto pun menjual beras KPSH dari Bulog. Namun, beras tersebut selama ini tak mendapat sambutan dari masyarakat.
"Berasnya enggak laku," ujar Warto.
Warto mengatakan, masyarakat yang membeli berasnya selama ini lebih memilih beras premium dibandingkan beras medium. Sebab, dengan selisih harga yang tidak terlalu besar, mereka bisa memperoleh kualitas beras yang lebih bagus.
Warto menyebutkan, penjualan beras premium di kiosnya bisa mencapai dua ton sampai tiga ton per hari. Namun untuk beras medium, hanya kurang dari satu ton per hari.