Usai Pandemi
Bisnis-bisnis tersebut memang melonjak di masa pandemi, tapi bukan berarti kedua bisnis ini tidak bisa terus berlangsung ketika memasuki masa normal.
Meski mengalami penurunan drastis dalam omzet, Sylke akan tetap berjualan di Kebun Sunshine. Apalagi ia memang menyukai berkebun dan hobinya yang memberikannya tambahan pendapatan ini tentunya akan terus dijalankan.
Ia menyadari bahwa tren urban farming di masa setelah pandemi tidak akan sekencang awal pandemi karena kesibukan masyarakat sudah mulai balik ke pola awal. Namun, untuk yang sudah menemukan jiwa berkebun, ia meyakini akan tetap melanjutkan hobi ini. Apalagi bagi masyarakat yang malas belanja ke tukang sayur atau yang memang peduli dengan lingkungan dan kesehatan.
"Mereka biasanya nanam sendiri buat konsumsi sendiri. Untuk kedaulatan pangan keluarga dulu, baru setelahnya dibagikan dan dijual," kata Sylke.
Setelah pandemi, Bisnis DIY kits da-Mira akan terus dikembangkan dengan mengadakan workshop. da-Mira juga mengadakan workshop melalui sosial media (Instagram, Tiktok, Youtube) dan marketplace seperti Shopee. Usai pandemi, mereka berencana untuk kembali mengadakan workshop DIY menyulam dan merajut di toko mereka.
"Mungkin setelah pandemi. Pasti lebih seru lagi karena bisa langsung berinteraksi dengan customer-customer da-Mira," kata Melda.
Sementara itu Lidya dari Splashstudio.id mengaku khawatir jika bisnisnya akan turun usai pandemi. Tapi ia telah memikirkan berbagai strategi untuk mengembangkan bisnisnya setelah pandemi, dengan mengajak kolaborasi sekolah-sekolah untuk menyuplai painting by numbers kit sebagai media untuk belajar melukis. Selain itu, painting kit ini juga dapat dijadikan suvenir berbagai acara.
"Kami percaya kalau masyarakat sudah aware atau paham dengan produk Splashstudio, sekalipun pandemi berlalu, kami masih bisa survive menjalankan bisnis ini," kata Lidya.