Rabu 09 Dec 2020 14:11 WIB

Pandemi Covid-19, Ekonomi Digital Jabar Tumbuh 40 Persen

Covid-19 memaksa semua hal bermigrasi menjadi digital.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Ridwan Kamil menyebut, pertumbuhan ekonomi digital Jawa Barat tumbuh positif di atas 40 persen.
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Ridwan Kamil menyebut, pertumbuhan ekonomi digital Jawa Barat tumbuh positif di atas 40 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pertumbuhan ekonomi digital Jawa Barat tumbuh positif di atas 40 persen. Perkembangannya cukup pesat bahkan di tengah pandemi Covid-19.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, menurut catatan Bank Indoensia, pertumbuhan ekonomi digital di Jabar termasuk penggunaannya meningkat positif di atas 40 persen. "Jadi ekonomi paling tinggi selama COVID-19 adalah ekonomi digital, berikutnya pangan, dan lain-lain," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, kemarin petang.

Baca Juga

Emil mengatakan, digitalisasi bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan dan menjadi kebutuhan terlebih saat pandemi Covid-19. Dulu, migrasi ke saluran digital harus ada motivasi terlebih dulu. Namun, saat ini, Covid-19 memaksa semua hal bermigrasi menjadi digital.

"Mereka yang tidak mau dipaksa migrasi ke digital pasti akan jadi kelompok yang kalah. Inilah yang akhirnya selama satu tahun terjadi lompatan pertumbuhan ekonomi digital di Jabar," kata Emil.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Jabar juga tak lepas dari upaya Pemprov Jabar mendukung pengembangan ekonomi digital. Menurutnya, transformasi digital terbagi dua yakni penggunaan di ruang privat dan publik.

"Untuk publik kita melihat digital ini datang sebagai solusi yang praktikal, contohnya e-commerce," ucap dia.

Jabar telah melakukan upaya pelayanan publik melalui saluran digital dengan konsep kolaborasi pentaheliks. Salah satunya menerapkan birokrasi 3.0 atau birokrasi dinamis di mana siapapun yang mencintai Jabar dapat terlibat sebagai organ pembangunan.

"Maka saya mendirikan unit kerja digital untuk melayani masyarakat di antaranya Jabar Digital Service. Saya merekrut anak muda untuk membuat aplikasi-aplikasi untuk menyelesaikan persoalan di Jabar," kata Emil.

Unit kerja lain yakni Jabar Saber Hoaks yang berfungsi melacak berita-berita bohong yang beredar di masyarakat. Ada juga Jabar Quick Respons yaitu unit kemanusiaan yang bertugas mencari keluhan di media sosial yang sifatnya kemanusiaan seperti rumah roboh atau warga belum bisa bayar rumah sakit lalu dibantu oleh pemerintah.

"Itu contoh kecil tiga unit kerja yang didirikan sebagai jawaban digitalisasi sangat dibutuhkan," ungkap Emil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement