REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau menjelang akhir tahun memincu peningkatan inflasi di Kota Purwokerto dan Cilacap, Jawa Tengah. Laju inflasi di Kota Purwokerto dan Cilacap pada November 2020 bahkan menjadi yang tertinggi di Jawa Tengah.
Menurutnya, laju inflasi pada November 2020 ini, didorong oleh kenaikan harga komoditas kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau, terutama daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah. ''Peningkatan harga terjadi sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan menjelang periode akhir tahun dan libur hari besar keagamaan (Nataru),'' ungkap Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi, Seni (7/12).
Dia juga menyatakan, kenaikan harga daging ayam ras ini diperkirakan akibat adanya pemangkasan produksi (cutting program). Hal itu untuk mengatasi anjloknya harga ayam di tingkat peternak selama empat bulan terakhir.
Sedangkan kenaikan harga bawang merah diperkirakan juga dipicu oleh berkurangnya produksi akibat musim hujan tinggi dan banjir yang melanda beberapa daerah, antara lain Cilacap. ''Laju inflasi di Purwokerto dan Cilacap ini tertahan oleh turunnya harga emas perhiasan sejalan dengan perkembangan harga emas global,'' kata Samsun.
Meski inflasi November 2020 tercatat cukup tinggi, Samsun menyatakan, laju inflasi Kota Purwokerto secara tahunan hanya tercatat sebesar 1,98 persen secara tahunan (yoy). Angka ini masih jauh di bawah rentang sasaran inflasi 2020 sebesar 3 persen±1 persen. Hal ini mengingat, selama rentang tahun 2020 ini tercatat ada beberapa bulan terjadi deflasi.
Demikian juga untuk Kota Cilacap, inflasi tahunan hanya tercatat sebesar 1,93 persen. ''Capaian inflasi tahunan November 2020 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi tahunan November selama tiga tahun terakhir yaitu sebesar 3,13 persen,'' kata Samsun.
Berdasarkan data tersebut, Samsun menyatakan, inflasi tahunan Kota Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2020 diperkirakan lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya. Beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi, antara lain terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19, serta pasokan bahan pangan utama yang relatif mencukupi.