Ahad 06 Dec 2020 05:27 WIB

Civitas Positif, UGM Bantah Fasilitas Isolasi Mandiri Penuh

Sarana isolasi dan rumah singgah masih mampu menampung isloasi mandiri Civitas UGM

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Petugas menunjukkan alat tes cepat COVID-19 melalui hembusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas menunjukkan alat tes cepat COVID-19 melalui hembusan nafas yang diberi nama GeNose hasil inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat peluncuran dimulainya penelitian GeNose di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (26/10/2020). Saat ini UGM dan RSUP Dr. Sardjito melakukan kerja sama uji diagnosis GeNose yang diklaim memiliki tingkat akurasi sekitar 95 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekretaris Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Gugup Kismono menegaskan, UGM memiliki fasilitas memadai untuk menampung dan menangani civitas akademika yang terpapar Covid-19. Baik itu sarana isolasi maupun sarana rumah singgah.

Ia membenarkan, saat ini ada beberapa civitas UGM terpapar Covid-19. Kini, sedang diobservasi dan diisolasi di fasilitas yang disediakan hingga hasil swab lanjutan telah menunjukkan hasil negatif.

"Beberapa terpapar, sedang diisolasi dan akan dilakukan swab ulang. Beberapa staf juga sudah sembuh," kata Gugup, Jumat (4/12).

Terkait informasi yang beredar lewat pesan berantai yang menyebut fasilitas isolasi mandiri yang disediakan UGM telah terisi penuh, Gugup menegaskan itu tidak benar. Ia menekankan, fasilitas penanganan Covid-19 UGM masih memadai.

Saat ini, lanjut Gugup, sejumlah kamar isolasi memang sedang digunakan civitas UGM yang terpapar Covid-19. Tapi, jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga banyak kamar isolasi yang tersedia tidak terisi.

Ia menjelaskan, UGM memiliki delapan unit asrama berkapasitas 2.617 tempat tidur. Dari jumlah itu, hanya satu asrama yaitu Darmaputra yang digunakan untuk isolasi mandiri bagi internal UGM. Jumlah kamar yang digunakan 43 atau 86 tempat tidur."Saat ini, hanya terisi 20 kamar atau 20 bed. Jadi, tidak benar asrama UGM hampir penuh untuk isolasi mandiri," ujar Gugup.

Ketua Satgas Covid-19 UGM, Rustamadji, turut mengklarifikasi informasi yang beredar tersebut. Ia menyatakan, pertanyaan yang mengatasnamakan Satgas Penanganan Covid-19 UGM itu bukan merupakan pernyataan resmi dari Satgas Covid-19 UGM."Sarana isolasi dan rumah singgah sampai saat ini masih cukup menampung kebutuhan isolasi mandiri civitas," kata Rustamadji.

UGM sendiri masih menerapkan kebijakan membatasi aktivitas di lingkungan kampus, termasuk dalam proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa. Akses masuk dan ke luar kampus diatur memperhatikan protokol kesehatan dan perkembangan situasi.

Proses pembelajaran masih dijalankan secara daring. Tapi, sejumlah kegiatan luring tetap dibolehkan dengan mekanisme pengajuan izin dan menerapkan sejumlah protokol dan penyesuaian fasilitas kampus demi memastikan civitas UGM dapat menjaga jarak."Beberapa kegiatan luring kami perbolehkan, tapi hanya untuk penyelesaian studi dan pencapaian kompetensi dalam bidang ilmu tertentu," ujar Rustamadji.

Rustamadji menambahkan, saat ini seluruh pimpinan universitas dalam kondisi sehat. Ia merasa, situasi kasus infeksi Covid-19 di UGM masih cukup terkendali, didukung proses tracing, testing dan treatment yang dijalankan demi memutus rantai penularan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement