REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Chungcheongnam-do (Provinsi Chungcheong Selatan) Korea Selatan membentuk kerja sama Provinsi Bersaudara atau Sister Province di tiga area.
Yakni Economic and Tourism Development (Pengembangan Ekonomi & Pariwisata), Eco-friendly Environment Development (Pengembangan lingkungan hidup yang ramah lingkungan) dan Human Resources Development (Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Penandatanganan Pernyataan Kehendak atau Letter of Intent (LoI) dilakukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Gubernur Chungcheongnam-do Yang Seung Jo dari tempat masing-masing pada Kamis petang (3/12).
Ridwan Kamil menjelaskan bahwa Jabar dengan penduduk kurang lebih 50 juta jiwa hampir sama seperti populasi Korea Selatan, memiliki tiga kekuatan ekonomi, yakni manufaktur, pertanian, dan pariwisata lokal. Selain itu, menurut Ridwan Kamil, Jabar menjadi primadona investasi di Indonesia. Hingga triwulan III-2020 atau September 2020, realisasi investasi di Jabar mencapai Rp 86,3 triliun atau nomor satu berdasarkan lokasi.
Hal itu, kata dia, dicapai karena Jabar memiliki keunggulan soal infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). "Pertama, infrastruktur kami lebih baik dibandingkan provinsi lain. Kedua, SDM di Jabar tergolong paling produktif di Indonesia karena kami punya lebih dari 500 universitas dan institusi yang melahirkan orang-orang berkualitas yang tinggal dan bekerja di Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Saat ini, kata dia, Jabar juga tengah mengembangkan kawasan industri baru bernama Rebana Metropolitan yang melingkupi tujuh daerah dan diproyeksi menjadi masa depan ekonomi Jabar.
Kehadiran Pelabuhan Patimban dan Bandarudara Internasional Kertajati serta pembangunan tol dan kereta cepat juga dinilai mampu mendorong Jabar menjadi provinsi terbaik. “Jadi, Jabar sedang berupaya memastikan selalu nomor satu dalam menyambut ekonomi baru dan infrastruktur berkualitas,” katanya.
Dalam agenda tersebut, Emil turut memaparkan tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19 di Jabar, yakni: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok. (2) swasembada pangan. (3) swasembada teknologi. (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan. (5) digital ekonomi. (6) penerapan ekonomi berkelanjutan dan (7) pariwisata lokal. “Semoga ketujuh potensi ekonomi baru ini juga menjadi peluang kerja sama baru bersama Chungcheongnam-do, Korea Selatan,” kata Emil.
Terakhir,Emil juga berterima kasih atas dukungan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta termasuk juga Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi di Seoul. "Kami (Pemda Provinsi Jabar) juga senang atas dukungan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) di Seoul dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Busan," Emil.
Gubernur Chungcheongnam-do, Yang Seung Jo, mengaku senang bisa bekerja sama dengan Provinsi Jabar. Melalui kerja sama ini, kedua provinsi diharapkan bisa meningkatkan ekonomi dan memperkuat hubungan persahabatan. “Saya tidak sabar menantikan potensi kerja sama yang akan kita rasakan dampaknya di masa depan untuk hasil yang lebih baik,” kata Seung Jo melalui konferensi video.
Seung Jo pun menuturkan bahwa sektor industri di Chungcheongnam-do juga tergolong kuat, mulai dari pertanian, otomotif, hingga produk elektronik (layar). “Semoga kerja sama ini bisa memperkuat hubungan persahabatan dan juga dari segi peningkatan ekonomi,” katanya.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, mengatakan Provinsi Jabar dan Provinsi Chungcheong Selatan memiliki banyak kesamaan, salah satunya bisa membuat warganya bahagia. “Jadi saya yakin kerja sama ini akan membuat warganya lebih bahagia lagi,” kata Umar Hadi.