REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pelabuhan Patimban, yang terletak di wilayah Subang, Jawa Barat tak lama lagi akan segera beroperasi. Berbagai pihak, menyambut baik upaya dari pemerintah ini. Pelabuhan tersebut diyakini mampu mendongkrak roda perputaran ekonomi nasional terutama Provinsi Jawa Barat.
Pengamat Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Raja Oloan Saut Gurning menilai, setelah melihat simulasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, keberadaan Pelabuhan Patimban, akan membangkitkan kegiatan perekonomian. Baik itu Industri berskala kecil, sedang, besar, hingga Usaha Menengah Kecil Masyarakat (UMKM).
"Ini (Pelabuhan Patimban), juga mendukung ketersediaan lapangan kerja baru. Karena bertumbuhnya perekonomian, di sekitar wilayah pelabuhan," ucap Saut, yang ditemui saat simulasi Operasional Pelabuhan Patimban oleh Kemenhub, Kamis (3/12).
Selain itu, kata dia, perdagangan lewat jalur laut akan semakin lengkap yang awalnya hanya didominasi oleh Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Dirinya menilai, transportasi perairan di wilayah DKI Jakarta mulai dirasakan jenuh oleh masyarakat. Hal tersebut, disebabkan oleh lahan, aksesibilitas, dan ketersediaan dari transportasi di Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah padat.
Terlebih, menurutnya permasalahan sosio planning di Jakarta. Dengan kata lain, opsi pemerintah membuat pelabuhan di Jabar merupakan sebuah solusi dari tingkat ketergantungan aksesbilitas di wilayah Tanjung Priok.
"Sehingga, pelabuhan Patimban akan menjadi pendukung pelabuhan Tanjung Priok, dalam artian menjadi pilihan yang menarik bagi pihak industri. Pemerintah telah menginisiasi, nanti tinggal kita lihat inovasi dan peran swasta kedepan," kata dia.
Sementara itu, mengenai kesiapan Pelabuhan Patimban dalam menopang perekonomian nasional. Saut menuturkan, hal itu tergantung dari akselerasi perdagangan yang dilakukan di wilayah Patimban. Pasalnya, keberfungssian pelabuhan tersebut harus didukung oleh seluruh pihak tidak hanya usaha positif pemerintah.
"Pengembangannya, bukan hanya dengan melibatkan swasta tapi menyangkut berbagai faktor mulai dari bagaimana kedepan berjalan bisnis yang suistanable, terpenuhinya cargo komersial level, secara operasional kelayakan maritim juga terpenuhi," kata dia.
Selanjutnya, Saut menegaskan, upaya pemerintah melalui Kemenhub dengan mengaktifkan Pelabuhan Patimban merupakan hal yang positif dan patut didukung. Demi kemajuan, perekonomian Indonesia.
"Patimban harus banyak berinovasi perdagangan, disamping inisasi yang dilakukan oleh pemerintah tapi usaha selanjutnya dengan pengetatan perdagangan niscaya berimbas pada peningkatan cargo, yang memicu pertumbuhan ekonomi tak hanya di Jabar saja, tapi Indonesia," kata dia.
Kemenhub telah melakukan simulasi pengoperasian Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jabar. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, KSOP Kelas II Patimban, Kapal MV. ABC, Karantina Pelabuhan, Ditjen Imigrasi, Ditjen Bea dan Cukai, Kepanduan, Patimban Radio, KKP, Car Maker, Car Carrier, Shipping Line, Agen, Port Facility Security Officer (PSO) Car Terminal Patimban, serta Ship Security Officer (SSO) MV. ABC.
Simulasi ini bertujuan untuk merancang komunikasi baik itu pergerakan kapal di sisi laut, maupun prosedur bongkar muat barang di sisi darat, untuk menunjang keselamatan lalu lintas kapal kelancaran dan keamanan bongkar muat barang. Khususnya, di wilayah perairan dan daratan Pelabuhan Patimban, agar dapat berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan saat beroperasi nanti.
Adapun simulasi yang dilakukan yakni bongkar muat kendaraan baru, mengingat bongkat muat industri otomotif akan banyak terfokus di pelabuhan Patimban.