Kamis 03 Dec 2020 19:55 WIB

Risma Imbau Warganya tak Liburan Saat Akhir Tahun

Hal itu berkaca pada saat libur kasus Covid-19 di Surabaya mengalami kenaikan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: ANTARA/M RISYAL HIDAYAT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau seluruh warganya agar tak bepergian ke luar kota saat libur natal 2020 dan tahun baru 2021 (Nataru). Berkaca dari liburan sebelumnya, Risma mengatakan, kasus Covid-19 di Surabaya sempat mengalami kenaikan. Selain itu, lanjut Risma, tetap berada di Surabaya selama libur Nataru, akan lebih aman dari potensi tertularnya Covid-19

"Jadi yang liburan kemarin Surabaya ada kenaikan, namun kami cepat melakukan antisipasi. Jadi yang suspect misalkan baru batuk, pilek, itu kita deteksi. Jadi yang mengeluh berobat batuk pilek langsung kita swab. Itulah mengapa penanganan kami lebih cepat," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu (3/12).

Baca Juga

Meski kenaikan kasus Covid-19 pasca liburan sebelumnya dapat diantisipasi, Risma mengaku tetap khawatir. Mengingat libur Nataru terbilang lama, kata Risma, warga berpotensi besar kembali bepergian ke luar kota. "Masalahnya ini nanti ada liburan lagi. Saya berharap kalau memang tidak terpaksa, tidak keluar kota terlebih dahulu," ujarnya.

Risma melanjutkan, ketika warga berlibur ke luar kota, mereka akan sulit terdeteksi telah melakukan kontak dengan siapa saja. Terlebih lagi, ketika warga tersebut tergolong OTG (orang tanpa gejala) maka akan sulit terdeteksi jika tidak dilakukan pemeriksaan swab.

"Karena itu saya berharap liburan ini tolong usahakan tidak kemana-mana dulu sampai kondisi di luar sana relatif lebih baik," kata Risma.

Menurutnya, banyak hal yang dapat dilakukan selama libur natal dan tahun baru di Surabaya. Daripada liburan ke luar kota yang justru bsrpotensi membawa virus ketika kembali pulang ke Surabaya. Ketika membawa virus, yang rugi bukan hanya diri sendiri. Tapi juga keluarga.

"Jangan kemudian kita tertular dan impact-nya itu ke keluarga kita. Ada yang kuat tapi ada yang tidak kuat. Jadi contohnya misalnya ada seorang dokter yang kita tracing ternyata dia juga habis dari luar kota," kata dia.

Demi mengantisipasi terjadinya kerumunan saat libur Nataru, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengingatkan pelaku usaha, baik pengelola hotel, restoran, maupun destinasi wisata agar tak mengendorkan disiplin protokol kesehatan. Pihaknya berharap kepada seluruh pemilik perhotelan, restoran maupun destinasi wisata di Surabaya agar konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan. Termasuk pula pengawasan yang dilakukan Satgas Covid-19 mandiri kepada para pengunjung

"Kunci utamanya adalah protokol kesehatan, bahwa industri pariwisata khususnya destinasi pariwisata harus menerapkan protokol kesehatan. Termasuk menjaga jarak dan membatasi jumlah pengunjung sesuai dengan ketentuan maksimal setengah dari kapasitas yang ada," kata dia.

Guna meminimalisir kontak langsung, ia juga mendorong pelaku usaha atau pengelola destinasi wisata agar mengupayakan penggunaan elektronik, seperti pembelian karcis ataupun tanda masuk lainnya. "Supaya bisa dikontrol juga jumlah pengunjung yang masuk, sehingga tidak melebihi kapasitas yang ada," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement