Kamis 03 Dec 2020 18:30 WIB

Longsor di Garut, 55 KK Mengungsi

Terdapat 15 rumah yang tertumbun longsor. Sementara, 40 rumah lainnya terancam. 

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Wakil Bupati Helmi Budiman, meninjau lokasi sungai dan tebing rawan longsor.
Foto: Dok. Diskominfo Garut
Wakil Bupati Helmi Budiman, meninjau lokasi sungai dan tebing rawan longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sedikitnya 55 kepala keluarga (KK) di Kampung Sawah Jeruk, Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, mengungsi akibat tanah longsor yang terjadi di wilayah itu pada Kamis (3/12). Para pengungsi itu dipusatkan di SMPN 1 Kecamatan Talegong.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, terdapat 15 rumah yang tertumbun longsor. Sementara, 40 rumah lainnya terancam.  "Karena tanah terus bergerak, kita ungsikan juga yang terancan untuk antisipasi," kata dia, Kamis.

Menurut dia, pengungsi sengaja ditempatkan di SMPN 1 Kecamatan Talegong. Sebab, saat ini kegiatan belajar mengajar (KBM) para siswa tak dilakukan di sekolah. Selain itu, lokasi sekolah juga dekat dengan puskesmas. "Tinggal kita dirikan dapur umum," kata dia. 

Helmi menyebutkan, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sebab, aparat kecamatan setempat sudah mengantisipasi kejadian tanah longsor itu. 

Dia menjelaskan, pergerakan tanah di wilayah itu sudah terjadi sejak tiga hari terakhir. Karena itu, aparat kecamatan setempat mengambil langkah untuk mengevakuasi warga yang tinggal di daerah rawan.

"Jadi tak ada korban jiwa. Ini karena semua sudah siap siaga. Sebelum kejadian bencana, warga sudah diungsikan," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement