REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Keluarga berperan penting dalam pembentukan dan penguatan karakter siswa pada saat situasi pandemi Covid-19 yang memaksa proses belajar mengajar dilakukan secara daring.
"Sebelumnya sebagian orang tua seolah menyerahkan sepenuhnya proses pendidikan dan penguatan karakter siswa pada guru di sekolah. Pada masa pandemi porsi peran keluarga menjadi lebih besar," kata pejabat Dinas Pendidikan Sumatera Barat, Suryanto di Padang, Senin (30/11).
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) itu mengatakan saat ini karena kondisi pandemi, siswa terpaksa sekolah dari rumah melalui sistem daring. Meskipun dengan sistem itu telah diupayakan proses belajar dan mendidik bisa terus berlangsung semaksimal mungkin, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada penurunan dari segi kualitas.
Keluarga bisa berperan untuk "menutup" penurunan kualitas pembelajaran itu dengan mengambil porsi yang lebih besar dalam hal penguatan karakter anak. Keluarga, katanya, tidak hanya sebatas orang tua. Namun bisa anggota keluarga lain seperti nenek, kakek, paman, bibi atau kakak.
"Kendalanya biasanya orang tua juga harus bekerja sehingga tidak punya waktu yang cukup. Hal itu tentu bisa diakali dengan menyesuaikan waktu. Misalnya untuk penguatan nilai-nilai religius orang tua memastikan anak untuk bangun dan sholat subuh," katanya.
Atau untuk menguatkan nilai-nilai tanggung jawab, anak diberikan kewajiban untuk bersih-bersih halaman pada pagi hari mumpung sekolah sedang dalam sistem daring dari rumah. "Banyak hal yang bisa dilakukan keluarga dalam hal penguatan karakter itu sehingga tidak semata bergantung lagi hanya pada guru di sekolah," katanya.
Meski demikian guru dan sekolah juga tidak bisa lepas tangan sepenuhnya. Tanggung jawab untuk memberikan pembelajaran dan pendidikan tetap berada di pundak mereka meskipun dengan cara dan porsi yang berbeda dari pembelajaran tatap muka.
Sementara itu Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Hadiyanto, M. Ed mengatakan dalam sistem pembelajaran daring sat ini, mau tidak mau, semua guru harus bisa menggunakan teknologi informasi setidaknya untuk berinteraksi dengan siswa secara daring.
Ia mengatakan sistem daring yang diterapkan saat ini tidak bisa menjadi alasan proses pendidikan siswa terhenti. "Terganggu, pasti. Tapi tidak boleh terhenti baik transfer ilmu atau proses mendidik penguatan karakter. Harus ada inovasi," ujarnya.