Senin 30 Nov 2020 21:19 WIB

Pakaian Tenun Dicanangkan Jadi Busana ASN Sumbar

Tenun Minang diharapkan jadi oleh-oleh khas Sumbar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Menenun. ilustrasi
Foto: Antara
Menenun. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mencanangkan penggunaan kain tenun Minang sebagai busana seragam dinas aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah provinsi Sumbar. Pencanangan penggunaan kain tenun Minang sebagai seragam dinas itu dilakukan Gubernur dengan Penandantanganan Komitmen Bersama pengembanganan tenun Minang, antara Pemprov, Perwakilan BI Sumbar dan tujuh Bupati/Wali Kota, Senin (30/11).

Tujuh daerah tersebut adalah Kota Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Sawahlunto, Kabupaten Limapuluh Kota, Sijunjung dan Kabupaten Tanah Datar.

Baca Juga

"Dengan pencanangan ini, minimal satu minggu sekali, seluruh ASN lingkup Pemprov Sumbar akan mengenakan tenun khas Minang sebagai seragamnya," kata Irwan Prayitno.

Irwan mengimbau seluruh seluruh lapisan masyarakat Minangkabau untuk memiliki dan menggunakan Tenun Minang sebagai busana kebanggaan Sumbar yang dapat digunakan pada setiap kesempatan. Pemprov Sumbar mendukung pencanangan Transformasi Tenun Minang dapat menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian dengan mengembangkan UMKM dan ekonomi kreatif menuju digitalisasi UMKM dan Pariwisata maju di Sumatra Barat.

"Kita berharap melalui pencanangan ini maka pertumbuhan ekonomi kreatif khususnya di sektor fashion dan juga pariwisata di Sumbar akan semakin tinggi yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Irwan.

Gubernur Sumbar berpendapat, jika ingin pemakaian kain khas daerah itu masif, diperlukan produksi yang lebih banyak, dalam waktu lebih cepat, dan harga yang relatif lebih terjangkau.

Selanjutnya, kebanggaan akan Tenun Minang dapat mendorong wisatawan baik domestik maupun asing untuk menjadikan Tenun Minang sebagai oleh-oleh yang wajib dibeli. Sebab, 60 persen turis yang datang ke Sumbar berasal dari Malaysia, hal tersebut secara tidak langsung akan menjadikan Tenun Minang sebagai salah satu komoditas ekspor yang dapat mendukung perbaikan defisit transaksi berjalan Sumbar.

"Mulai saat ini, kita tidak lagi menyebut tenun unggan, songket pandai sikek, songket halaban. Kita bisa sebut semua itu dengan tenung Minang, agar mudah bagi orang luar Sumbar atau wisatawan untuk mengasosiasikan kekayaan tenun dan songket di Minangkabau dengan satu kata Tenun Minang," kata Irwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement