Senin 30 Nov 2020 11:46 WIB

Tumpukan Kayu yang Menggunung di Kali Bekasi Diangkut

Wawali Kota Bekasi mengerahkan 100 personel tim katak DLH untuk mengangkut kayu.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto memberikan keterangan kepada awak media seusai apel pagi, Senin (12/8).
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto memberikan keterangan kepada awak media seusai apel pagi, Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Tumpukan sampah kayu di Bendung Kali Bekasi nampak menggunung sejak pekan lalu. Selain kayu, mayoritas sampah yang terlihat menutupi bantaran kali adalah kantong plastik, botol air mineral, dedaunan dan beberapa dedaunan liar.

Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono, mengerahkan 100 personel Tim Katak Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi pada Ahad (29/11). Sebelum dibersihkan, kondisi kali memang sedang surut. Tumpukan sampah kayu juga tak mengganggu aliran kali.

“Sebelum masuk musim penghujan kita sudah siap antisipasi, mencegah terjadinya banjir di Kota Bekasi, kita bergegas untuk membersihkan sampah sampah yang ada di kali agar air mengalir dengan lancar," kata Tri dalam keterangan tertulis, Senin (30/11).

Tri menerangkan, tim katak menaikkan sampah bambu atau kayu yang ada di bantaran kali. Kayu-kayu tersebut diangkat dari kali dengan cara estafet menuju truk sampah yang sudah disiapkan.

Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, salah seorang warga yang ditemui di lokasi bernama Udin (48), mengatakan, tumpukan kayu dan bambu yang diangkut itu datang ketika hujan deras dan air di bendungan mulai meninggi.

Udin menyebut, tumpukan sampah kayu berkurang sendiri apabila terbawa aliran kali.  Sampah kayu yang menggunung, lanjut Udin, dengan sendirinya akan berkurang karena  terbawa aliran kembali.  Namun sampah baru akan kembali datang sehingga terbentuk lah tumpukan baru.

"Jadi seperti itu terus. Sampah (yang menumpuk) kebawa air lalu pas hujan gede, air meninggi, sampahnya datang-datang lagi," ujar Udin.

Kendati begitu, menurut dia, tumpukan sampah tersebut juga menjadi berkah tersendiri bagi Udin. Kayu-kayu yang berserakan di bibir kali itu diangkut Udin untuk dijual lagi menggunakan becak miliknya.

Mencari sampah kayu memang jadi mata pencaharian Udin, sejak becaknya sepi orderan. Dia mengaku lebih senang mencari kayu di kali daripada di kebun atau jalan.

"Lebih suka nyari di kali. Karena kalau di kebon harus nyari-nyari, kalau di kali kan ga ke mana-mana. Satu titik saja," ucap Udin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement