REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta jajarannya untuk memastikan kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia dan juga rencana pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat. Hal ini disampaikannya saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11).
“Saya nanti juga minta kepastian mengenai vaksin dan mulainya vaksinasi,” ujar Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyampaikan, vaksin Covid-19 yang akan dibeli oleh Pemerintah Indonesia harus terdaftar di WHO. Jokowi enggan menyebut merk vaksin apa saja yang akan dibeli pemerintah, namun ia menekankan vaksin tersebut harus memiliki tingkat keefektifan yang tinggi.
“Kita akan membeli vaksin itu dari perusahaan merk yang ada di dalam daftar list-nya WHO. Saya nggak berbicara merknya apa. Asal sudah ada di dalam list-nya WHO itu yang akan kita beli. Kemudian kedua, juga kemanfaatan dari vaksin itu harus maksimal,” ucap Jokowi, Rabu (18/11).
Jokowi berharap, vaksin Covid-19 dapat tiba di Indonesia pada akhir November hingga Desember, baik dalam bentuk vaksin jadi ataupun bahan baku yang kemudian akan diolah oleh Biofarma. Ia juga menargetkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan pada akhir tahun ini atau di awal 2021 nanti.
Jokowi mengatakan, vaksinasi tidak bisa langsung dilakukan setelah vaksin tiba di Indonesia. Karena harus melalui berbagai tahapan terlebih dahulu sebelum bisa digunakan untuk vaksinasi, termasuk mendapatkan izin emergency used authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang membutuhkan waktu sekitar 3 pekan.
Tahapan-tahapan yang dilalui pun harus berdasarkan kaidah scientific untuk memastikan keselamatan dan keamanan masyarakat. Selain itu, pemerintah juga masih harus menyiapkan sarana dan prasarana untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh daerah di Tanah Air.