REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Aksi Khusus (Sataksus) TNI berupaya membebaskan warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang disandera kelompok teroris di tiga tempat, yaitu di wilayah Tanjung Pinang dan Perairan Selat Malaka, Kepulauan Riau. Setelah negosiasi gagal dilakukan, pasukan melaksanakan operasi yang berhasil melumpuhkan para teroris itu.
TNI berhasil mengendus penyusupan yang dilakukan oleh pihak teroris dengan berpura-pura menjadi karyawan salah satu perusahaan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kru anak buah kapal, dan sebagai petugas kebersihan Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) yang menawan WNI dan WNA itu.
Untuk pembebasan tawanan tersebut, TNI telah melakukan negosiasi dengan kelompok teroris. Namun, kelompok teroris meminta tebusan berupa uang untuk pembebasan WNI dan WNA kepada pemerintah. Kelompok teroris mengancam apabila tidak diberikan, maka para sandera akan mereka bunuh.
Negosiasi gagal, maka Sataksus TNI melaksanakan operasi yang berhasil melumpuhkan penyusup atau teroris dengan cepat dan tepat. WNI dan WNA yang disandera berhasil dibebaskan.
Keberhasilan Sataksus TNI membebaskan WNI dan WNA yang disandera kelompok teroris di tiga tempat itu merupakan skenario latihan penanggulangan teroris. Operasi dikendalikan oleh Komandan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI Mayjen TNI Richard TH Tampubolon, selaku direktur latihan.
Latihan penanggulangan teror ini merupakan tindak lanjut dari sidak yang dilakukan oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, beberapa waktu yang lalu di satuan-satuan khusus TNI. Sidak dilakukan dalam rangka mengecek secara langsung kesiapsiagaan dari pasukan khusus TNI, sekaligus untuk meyakinkan kesiapan tempur Sataksus TNI tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan dalam berbagai bentuk penugasan di dalam dan luar negeri.
“Satuan Aksi Khusus Koopssus TNI Melaksanakan Penanggulangan Terorisme Dalam Rangka Operasi Pengamanan VVIP Pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kepulauan Riau Guna Mendukung Tugas Pokok TNI” jadi tema latihan kali ini.
Menurut Komandan Koopssus TNI, tema yang diangkat sangat tepat, karena sebagai bukti TNI tetap waspada dan preventif. TNI juga ia sebut senantiasa bekerja keras untuk memberikan jaminan keamanaan dan ketenangan bagi seluruh lapisan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Richard menyampaikan, upaya pemberantasan terorisme akan senantiasa dilakukan secara profesional dan proporsional yang dilandasi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Itu ia katakan saat memimpin Apel Gelar Pasukan Latihan Penanggulangan Anti Teror (Latgultor) Sataksus TNI dalam Rangka Pengamanan VVIP TA 2020 beberapa hari yang lalu.
“Demi keamanaan dan kenyamanaan seluruh masyarakat Indonesia serta untuk tetap menjaga kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia,” kata Richard dalam keterangan pers, Sabtu (28/11).
Dalam Latgultor Koopssus TNI telah melibatkan sejumlah personel yang tergabung dalam Sataksus TNI. Personel-personel itu, di antaranya Satuan 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Satuan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL dan Satuan Detasemen Bravo (Denbravo) 90 Paskhas TNI AU.