Jumat 27 Nov 2020 06:44 WIB

Wapres Ajak Masyarakat Optimistis Bangkit dari Pandemi

Wapres ajak masyarakat optimistis bisa segera bangkit dari pandemi Covid-19.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Dok KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimistis perekonomian Indonesia bisa segera bangkit dari situasi yang diakibatkan pandemi Covid-19. Ma'ruf mengatakan seluruh upaya yang telah dan sedang dilakukan pemerintah saat ini memberikan optimisme.

Karena itu, Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 kembali berada pada kisaran 4,5-5,5 persen. Setelah pertumbuhan ekonomi (year on year) nasional triwulan III tahun 2020 sebesar -3,49 persen yang lebih baik jika dibandingkan triwulan II sebesar -5,32 persen.

Baca Juga

"Kita harus optimistis bisa bangkit dari kondisi saat ini," ujar Ma'ruf melalui akun twitter resminya @kiyai_MarufAmin, Kamis (26/11) malam.

Ma'ruf menyebut Pemerintah telah bersungguh-sungguh dalam mengendalikan penyebaran covid-19, dan pada saat yang sama juga menangani dampak ekonomi akibat pandemi. Karena itu, Pemerintah telah melakukan refocusing dan realokasi APBN Tahun Anggaran 2020 untuk memberikan stimulus perekonomian yang melemah.

Langkah konkret yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi dana Rp 695,2 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk penanganan kesehatan sebesar Rp 97,26 triliun, perlindungan sosial Rp 234,33 triliun, dan untuk dukungan UMKM Rp 114,81 triliun.

Program PEN tersebut juga mengalokasikan anggaran untuk dukungan korporasi sebesar Rp 62,22 triliun, insentif usaha termasuk pengurangan pajak dialokasikan Rp 120,6 triliun, dan untuk dukungan kepada pemerintah daerah dan sektoral disediakan Rp 65,97 triliun.

"Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 411 triliun atau lebih dari 60 persen dialokasikan untuk menjaga tingkat kesejahteraan rumah tangga, UMK, dan korporasi. Selain itu, juga diberikan berbagai insentif lainnya, termasuk keringanan pajak yang jumlahnya lebih dari Rp 120 triliun," ujarnya.

Karena itu, salah satu sumbangsih masyarakat agar dalam bangkit dari pandemi adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Sementara dari sisi ekonomi, peran masyarakat dalam menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah juga sangat bermanfaat bagi pemulihan ekonomi nasional.

Dalam sambutannya di Indonesia Islamic Festival 2020, Ma'ruf mengatakan sektor UMKM menjadi salah satu pendorong utama pemulihan perekonomian pascapandemi Covid-19. Sebab, dalam kondisi krisis seperti saat ini, sektor keuangan tidak dapat menjadi akselerator pemulihan ekonomi.

"Marena korporasi mengurangi aktivitas produksi dan investasi, maka sektor UMK-lah yang menjadi salah satu pendorong utama,” ujar Ma’ruf saat memberikan sambutan pada Webinar Series Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020, Kamis (26/11)

Ia mengatakan UMKM mempunyai pangsa mencapai lebih dari 99 persen dari total keseluruhan jumlah unit usaha di Indonesia. Selain itu, UMKM juga memberikan kontribusi 97 persen penyerapan tenaga kerja, 60 persen terhadap PDB nasional, serta penyumbang 58 persen dari total investasi, dan 14 persen dari total ekspor.

Karena itu, pengembangan UMK juga termasuk dalam prioritas pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Ekonomi dan keuangan syariah difokuskan kepada 4 (empat) hal yaitu pengembangan dan perluasan industri produk halal, keuangan syariah, dana sosial syariah, dan kegiatan usaha syariah, yang sebagian besar terkait dengan UMK.

"Dalam kondisi krisis maupun pasca krisis, kita tetap harus memperkuat kapasitas pelaku usaha bisnis syariah skala mikro, kecil dan menengah. Terutama dalam melayani kebutuhan dasar masyarakat selama pandemi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement