Rabu 25 Nov 2020 10:13 WIB

Testing Covid di Indonesia Capai 88,6 Persen dari Target WHO

Berdasarkan jumlah penduduk Indonesia perlu testing 267 ribu orang per pekan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, sejak awal Juni hingga pekan ketiga Oktober, terlihat adanya tren peningkatan testing.
Foto: istimewa
Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, sejak awal Juni hingga pekan ketiga Oktober, terlihat adanya tren peningkatan testing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah testing atau pemeriksaan Covid-19 di Tanah Air sesuai standar WHO. Menurut Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, sejak awal Juni hingga pekan ketiga Oktober, terlihat adanya tren peningkatan testing.

Pada pekan kedua November, jumlah testing Covid-19 di Indonesia masih berada di angka 86,25 persen dari target WHO. "Namun, tren ini kemudian mengalami penurunan pada dua pekan setelahnya dan kembali meningkat pada pekan ini dan hampir mencapai target WHO yaitu berada di angka 86,25 persen pada minggu kedua November,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta.

Baca Juga

Menurutnya, jumlah testing pun terus ditingkatkan hingga pekan ketiga November dan telah mencapai sekitar 239 ribu atau 88,6 persen. “Ini adalah angka tertinggi yang pernah kita capai,” tambahnya.

Ia menjelaskan, standar jumlah testing per wilayah disesuaikan dengan kepadatan populasi di dalamnya. Berdasarkan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 267 juta jiwa, maka diperlukan testing sebanyak 267 ribu orang per pekannya.

Kendati demikian, fluktuasi jumlah testing dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kondisi libur, jumlah dan kapasitas laboratorium, SDM tenaga kesehatan, ketersediaan reagen, dan juga kondisi geografis di Indonesia. Hambatan ini, kata Wiku, menjadi evaluasi bersama khususnya bagi pemerintah daerah.

Untuk mengatasi masalah ini, Satgas meminta pemerintah daerah agar memperbaiki mekanisme operasional laboratorium melalui penambahan jumlah shift laboran dan pemberian jumlah insentif yang sepadan.

“Selain itu perlu adanya pemeriksaan terkait kesesuaian jenis reagen dengan alat testing yang digunakan,” ucap dia.

Untuk meningkatkan jumlah testing, Satgas meminta pemerintah daerah agar menerapkan sanksi bagi masyarakat yang menolak melakukan pemeriksaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement