Selasa 24 Nov 2020 04:25 WIB

HRS Punya Iktikad Baik, Tapi Caranya Dipandang Berbeda'

Pemerintah diharap bisa mengayomi dan merangkul mereka sebagaimana warga negara yang

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
 Habib Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam (FPI)
Foto: AP/STR
Habib Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam (FPI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali menilai pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sebetulnya memiliki itikad baik untuk Indonesia. Tetapi dia mengakui caranya memang berbeda dari yang lain.

"Saya tahu siapa Habib Rizieq, sekeras apapun ucapannya, insya Allah beliau mempunyai itikad baik untuk negeri ini, hanya mungkin caranya dipandang agak berbeda, tetapi tujuannya sama, maka tinggal kita samakan saja langkah-langkah itu," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (23/11).

Athian mengingatkan, HRS dengan seluruh pengikutnya merupakan warga negara Indonesia. Mereka juga bagian dari rakyat yang perlu disikapi secara bijak dan adil oleh pemerintah dan aparat. Karena itu, dia berharap pemerintah bisa mengayomi dan merangkul mereka sebagaimana warga negara yang lain.

"Kita selalu menggembar-gemborkan persatuan dan kesatuan. Mari kita wujudkan. Saya berusaha memposisikan diri saya senetral mungkin. Saya lihat, ini terlalu dibesar-besarkan. Kerumunan seperti itu bukan terjadi pada kali ini, pernah sekian kali terjadi pada peristiwa yang lain dan tidak ada langkah seperti ini," tuturnya.

Pemerintah, lanjut Athian, harus betul-betul adil, dari semua yang melanggar itu mendapat teguran. Kalau rakyat melihat ada yang ditegur ada yang tidak, maka ini bisa menimbulkan rasa ketidakpercayaan hingga akhirnya bisa menimbulkan pembangkangan

"Anak dua saja kalau diperlakukan tidak adil bisa berontak, apalagi rakyat yang sekian juta. Jadi bijaksanalah, adillah dalam menjalankan aturan sehingga semua rakyat merasa terayomi dan mendapatkan haknya secara adil," tuturnya.

Menurut Athian, langkah yang diambil sejauh ini, terkait persoalan HRS, kurang persuasif dan bijak. "Saya yakin masih banyak langkah lain yang bisa dilakukan pemerintah lewat pendekatan lain. Jadi memang tinggal cara saja, bagaimana kita bisa lebih bijaksana," ujarnya.

Athian mengambil contoh soal pernyataan agar FPI dibubarkan. Menurutnya ini justru kiat membuat suasana makin gaduh, apalagi sampai mencopot pejabat kepolisian. Dia mengakui, apa yang disampaikan HRS saat baru tiba di Jakarta, yakni soal ancaman revolusi berdarah, memang mengejutkan banyak pihak termasuk dirinya.

Meski begitu dia memahami posisi HRS yang selama tiga tahun merasa diasingkan. Sehingga HRS mengeluarkan pernyataan tersebut karena mungkin emosinya yang selama ini tertahan pun meluap.

"Beliau mungkin merasa selama ini menjadi orang yang terbuang dan diasingkan, tiga tahun tidak bisa pulang ke negerinya sendiri. Dari sisi ini saya bisa memahami kalau kemudian timbul luapan emosi. Saya juga agak terkejut mendengar ceramahnya, tetapi saya bisa memahaminya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement