REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Status Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Sukabumi, sebagai Unesco Global Geopark (UGGp) akan divalidasi kembali. Karena, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh pihak pengelola untuk mempertahankan status tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik, Ciletuh-Palabuhanratu sudah menyandang (UGGp) hampir lima tahun. Berdasarkan aturan, status itu pada tahun 2021 UNESCO akan melakukan assesment revalidasi.
“(Revalidasi) ini memang rutin. Tujuannya, untuk menilai kelayakan Ciletuh-Palabuhanratu tetap menyandang status sebagai UGGp,” ujar Dedi Sabtu malam (21/11).
Dedi menjelaskan, ada 13 rekomendasi yang harus dikerjakan oleh pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu sebagai penambah nilai agar status UGGp tersebut tetap bisa dipertahankan (green card).
“Salah satunya adalah penyelenggaraan berbagai event untuk meningkatkan kunjungan di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu,” katanya.
Hal ini juga, kata dia, yang menjadi alasan pada Sabtu, 21 November 2020 dilaksanakan Exhibition Ciletuh Geopark Run yang terselenggara atas kerjasama Kemenparekraf, Disparbud Jabar, Dispar Sukabumi, dan Badan Pengelola CPUGGp.
Kegiatan tersebut merupakan pre-event Geopark Run Series yang rencana akan dilaksanakan Juli tahun depan. Agenda exhibition kali ini diikuti 9 pelari ultra (ultra runner) dan komunitas pelari Sukabumi yang bergabung berlari sepanjang 50 kilometer. Rute yang akan mereka lalui antara lain Simpang Loji-Puncak Dini-Puncak Darma-dan Curug Cimarinjung..
Selain itu, kata Dedi, pihaknya pun berencana menggelar kompetisi surfing bertajuk Surf Fest Pro yang berlokasi di Pantai Cimaja Palabuhanratu. Ada 64 peselancar dari dalam dan luar negeri.
“Acara ini digelar untuk mempromosikan Cimaja sebagai destinasi wisata selancar pilihan untuk surfer pemula hingga profesional, sekaligus destinasi yang cocok untuk penyelenggaraan lomba selancar tingkat nasional maupun internasional,” paparnya.
Kegiatan ini, kata dia, diharapkan bisa menciptakan berefek domino dalam perkembangan desitanasi wisata dan ekonomi masyarakat sekitar, termasuk mengenalkan olah raga selancar secara profesional.
“Tentu dalam acara kami menyesuaikan dengen kondisi pandemi. Semua protokol kesehatan akan menjadi fokus dan akan dijalankan dengan maksimal,” kata Dedi.