REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) berdampak pada banyak negara termasuk Indonesia. Tak hanya kota, masyarakat di pedesaan juga ikut terdampak pandemi baik dari sisi kesehatan hingga ekonomi.
Republika.co.id menggelar Online Talkshow bertajuk ‘Membangkitkan Desa Berdaya di Kala Pandemi’ yang diselenggarakan bersama Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (19/11). Dalam diskusi secara daring ini dibedah dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian desa bersama CEO Rumah Zakat Nur Efendi.
Nur Efendi mengatakan Rumah Zakat memiliki program Desa Berdaya yang menjadi salah satu bentuk perhatian pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. Nur memaparkan dampak pandemi kepada desa terutama dari sisi sektor perekonomian.
Menurutnya, ekonomi desa jauh lebih tangguh dibanding perkotaan dengan adanya Pandemi Covid-19 saat ini. Dilihat dari paparan virus corona yang jumlahnya sedikit penyebarannya di pedesaan.
”Covid-19 di desa hanya 2 persen. Jadi masih sangat kecil sekali. Mungkin karena interaksi tidak sepadat di kota dan alam terbuka udara masih sejuk sehingga tidak terlalu besar. Jadi kalau kita lihat desa-desa itu lebih tangguh,” katanya di sela-sela diskusi daring.
Ia menilai ekonomi desa masih jauh lebih baik ketimbang perkotaan. Pandemi telah membuat perekonomian Indonesia mengalami resesi, seperti yang sudah diimumkan pemerintah. Namun, dampak tersebut di pedesaan tidak terlalu signifikan.
Hal ini, kata dia, dilihat dari angka kemiskinan yang kenaikannya 0,03 persen Dibanding kota mencapai 0,06 persen. Ekonomi desa juga dikatakannya lebih bergerak dibanding perkotaan yang menunjukkan banyak industri atau perusahaan terpuruk.
Ia memaparkan ekonomi desa 87 persen bergerak di sektor pertanian. Pada saat Pandemi, sektor komoditas pangan mengalami peningkatan baik dari konsumsi masyarakat juga program bantuan pemerintah.
”Jadi dengan sebagian besar desa adalah sektor petani dan dampak covid-19 tidak besar dan lebih tangguh dilihat dari angka kemiskinan ini jadi fenomena baru bahwa desa secara dampak pademi tidak terlalu keras dibanding perkotaan dengan desa,” tuturnya.
Meski demikian, ia mengatakan pemberdayaan desa tetap harus dilakukan. Mengingat jumlah penduduk miskin tetap tertinggi berada di pedesaan. Karenanya melalui Desa Berdaya, Rumah Zakat juga konsen membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan di sektor pendidikan, ekonomi hingga lingkungan.
“Masa depan kita ada di desa. Pangan semua ada di desa. Energi semua di desa. Bahkan prediksi 2023-2025 akan terjadi kalau sekarang pergeseran orang desa menuju kota nanti akan terbalik orang kota berbondong-bondong ke desa karena di kota peluang sudah terbatas,” ujarnya.
Ia menyebutkan penanggulangan dampak pandemi pedesaan saat ini dilakukan pada 1.687 Desa Berdaya yang sudah dibentuk Rumah Zakat. Jumlah tersebut tersebar di 67 kota dan 212 kabupaten di seluruh Indonesia.
Sementara itu Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtiaji mengatakan desa memiliki peran signifikan bagi perekonomian Indonesia. Namun dengan adanya Pandemi Covid-19 beberapa bulan terakhir juga memberi dampak bagi perekonomian di desa.
“Kita berharap kondisi secara dua hal dari sisi kesehatan masyarakatnya dan dari sisi ekonomi tidak begitu tertekan,” katanya.
Ia pun berharap peran bersama pemerintah, masyarakat, dan lembaga termasuk Rumah Zakat bisa membantu memberdayakan desa. Sehingga masyarakatnya bisa tetap sejahtera di tengah Pandemi.
“Agar tidak terpuruk tapi makin berdaya. Dari sisi kesehatan bisa kembali beraktivitas dan dari sisi ekonomi bsa pulih seperti sedia kala,” ujarnya.