Selasa 17 Nov 2020 17:24 WIB

Kasus Covid-19 yang Ternyata Meningkat 17,8 Persen Pekan Ini

Satgas ingatkan masyarakat tidak boleh merasa aman-aman saja dari Covid-19.

Warga melintas di dekat mural bergambar monster Covid-19 berhadapan dengan umat Hindu yang menggunakan masker di Denpasar, Bali. Satgas mencatat jumlah kasus positif secara nasional pada pekan ini jauh meningkat dibandingkan pekan sebelumnya. Satgas mencatat, terjadi peningkatan kasus positif mingguan sebesar 17,8 persen.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Warga melintas di dekat mural bergambar monster Covid-19 berhadapan dengan umat Hindu yang menggunakan masker di Denpasar, Bali. Satgas mencatat jumlah kasus positif secara nasional pada pekan ini jauh meningkat dibandingkan pekan sebelumnya. Satgas mencatat, terjadi peningkatan kasus positif mingguan sebesar 17,8 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Rr Laeny Sulistyawati, Silvy Dian Setiawan, Muhammad Fauzi Ridwan

Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air sudah mencapai 474.455 berdasarkan data hingga Selasa (17/11). Penambahan kasus Covid-19 juga belum menunjukkan penurunan yang stabil.

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan jumlah kasus positif secara nasional pada pekan ini jauh meningkat dibandingkan pekan sebelumnya. Satgas mencatat, terjadi peningkatan kasus positif mingguan sebesar 17,8 persen.

“Peningkatan kasus positif sebesar 17,8 persen. Peningkatan ini cukup signifikan dibanding biasanya jika terjadi kenaikan kasus positif hanya di kisaran 5-8 persen saja selama ini,” jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (17/11).

Wiku pun meminta agar peningkatan kasus positif ini menjadi perhatian seluruh pihak. Terjadinya peningkatan kasus positif ini membuktikan bahwa Covid-19 masih ada di Indonesia. Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar tak lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan dengan menahan diri untuk tidak berkerumun.

“Kita tidak boleh lengah dan merasa aman-aman saja untuk berkerumun dan tidak menjaga diri,” ucapnya.

Satgas bahkan mencatat, peningkatan kasus positif pada pekan ini jauh lebih tinggi dari pekan lalu yakni sebesar 2.377. Pada pekan lalu, kenaikan tertinggi hanya sebesar 919 kasus baru.

Sejumlah daerah yang kini menjadi perhatian karena berkontribusi tertinggi dalam kenaikan kasus positif pada pekan ini yakni Jawa Tengah dengan kenaikan 2.377 kasus baru, Jawa Barat naik 875 kasus, DKI Jakarta naik 778 kasus, Banten naik 262 kasus baru, dan juga Lampung yang naik 204 kasus.

“Ini adalah hal yang penting yang harus kita segera selesaikan, mengingat provinsi-provinsi ini terutama provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI, dan Banten adalah provinsi dengan kota-kota besar yang padat penduduk dan kegiatan sosial ekonominya sudah berjalan,” jelas dia.

Wiku pun meminta seluruh daerah agar terus menekan angka kasus baru. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat menindak tegas masyarakat yang berkerumun dan tidak menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

“Jangan sampai apa yang kita alami pada pekan lalu, terulang kembali di pekan-pekan berikutnya,” tambah dia.

Satgas juga mengaku terus meningkatkan konsisten testing Covid-19 dengan Kemenkes. "Dalam setiap kesempatan Satgas Penanganan Covid-19 terus mengimbau terkait pentingnya evaluasi terhadap testing dan saat ini sedang terus diperbaiki," katanya.

Ia menambahkan, turun naiknya testing khususnya berpola di waktu-waktu tertentu, terutama hari libur. Masalah bisa diantisipasi dengan perbaikan mekanisme kerja laboran yang lebih efektif, kemudian pemberian insentif yang juga sepadan serta perbaikan ketepatan, dan keaktualan pelaporan.

"Hal lainnya yang perlu harus diperbaiki adalah pemenuhan reagen sesuai spesifikasi mesin polymerase chain reaction (PCR) nya," ujarnya.

Pemeriksaan spesimen PCR yang dilakukan Indonesia sempat menembus di atas 40 ribu spesimen beberapa waktu lalu seperti Jumat (13/11) sebanyak 42.333 spesimen dan hasilnya 5.444 terkonfirmasi positif, kemudian pemeriksaan spesimen pada Sabtu (14/11) sebanyak 41.336 dan hasilnya 5.272 terkonfirmasi positif.

Lalu pemeriksaan spesimen turun menjadi 32.861 spesimen dan hasilnya 4.106 terkonfirmasi positif atau kasus positif yang terungkap juga turun. Kemudian spesimen yang diperiksa kembali dibawah 40 ribu pada Senin (16/11) yaitu 34.639 spesimen dan akhirnya sebanyak 3.535 kasus terkonfirmasi positif.

Selain konsistensi testing, Indonesia juga bisa mencontoh keberhasilan negara lain mengatasi Covid-19. Thailand misalnya yang telah berhasil menangani Covid-19 dan diakui oleh WHO.

Saat ini, Thailand hanya memiliki empat ribu kasus dan hanya mencatatkan 60 korban jiwa meskipun jumlah penduduknya mencapai 70 juta orang. “Berbagai hal yang sudah dilakukan oleh Thailand serta negara lain dapat menjadi pelajaran bagi upaya penanganan Covid di Indonesia,” kata Wiku.

Wiku menyampaikan, selama 40 tahun ini Thailand telah berkomitmen melakukan investasi di bidang kesehatan dengan membangun lebih dari jutaan jaringan tenaga kesehatan di desa yang dapat berperan sebagai mata dan telinga dari sistem kesehatan masyarakat.

Meskipun penanganan Covid di Indonesia selama delapan bulan ini sudah cukup baik, namun Wiku mengingatkan agar upaya yang dilakukan terus ditingkatkan. Salah satunya yakni dengan meningkatkan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan juga pemangku kepentingan lainnya untuk mensosialisasikan protokol kesehatan 3M serta memasifkan 3T (testing, tracing, treatment).

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menunjukkan tren yang terus meningkat. Pada 17 November 2020 ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan DIY melaporkan tambahan 90 kasus baru.  

Tambahan ini menjadikan total kasus positif di DIY sebesar 4.675 kasus. Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, kasus baru tertinggi dilaporkan di Kabupaten Sleman sebanyak 32 kasus.

Kasus baru lainnya dilaporkan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Masing-masingnya sebesar 27 kasus baru dan 22 kasus baru dan sembilan kasus baru.

"Berdasarkan riwayat, 46 kasus baru merupakan hasil tracing kontak, 12 kasus baru dari periksa mandiri, dua kasus baru dari perjalanan luar DIY dan riwayat 30 kasus baru lainnya masih dalam penelusuran," kata Berty, Selasa (17/11).

Selain itu, kesembuhan Covid-19 juga bertambah sebanyak 27 kasus pada 17 November ini. Sleman juga memegang rekor kasus sembuh tertinggi yaitu 14 kasus sembuh.

"Di Yogyakarta juga dilaporkan tujuh kasus sembuh, empat kasus sembuh di Bantul dan dua kasus sembuh lainnya di Gunungkidul," ujarnya.

Bertambah 27 kasus sembuh ini menjadikan total kesembuhan Covid-19 di DIY mencapai 3.669 kasus sembuh. Jika dibandingkan dengan total kasus positif, kesembuhan Covid-19 di DIY turun dari hari sebelumnya menjadi 78 persen.

"Didapatkannya 90 kasus baru dan 27 kasus sembuh di DIY merupakan pemeriksaan terhadap 684 spesimen dari 623 orang yang menjalani tes Covid-19," jelas Berty.

Berty juga melaporkan adanya satu kasus positif yang meninggal dunia pada 17 November ini. Satu kasus meninggal ini merupakan warga Kota Yogyakarta dengan nomor kasus 3.975.

Berty menuturkan, kasus meninggal tersebut memiliki komorbid yaitu diabetes mellitus dan hipertensi. Hingga saat ini, total kasus positif yang dilaporkan meninggal dunia di DIY sudah mencapai 113 kasus.

"Satu kasus meninggal dunia berjenis kelamin perempuan dengan umur 57 tahun," katanya.

Sementara, kematian akibat penyakit covid-19 di Kota Bandung hingga Senin (16/11) tercatat di data pusat informasi Covid-19 mencapai 103 kasus. Mayoritas warga yang meninggal berusia lanjut atau lansia yang memiliki penyakit penyerta tertinggi yaitu penyakit diabetes.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Rosye Arosdiana, mengatakan mayoritas warga yang meninggal akibat Covid-19 berusia lanjut atau lansia. Menurutnya, para lansia yang meninggal memiliki riwayat penyakit penyerta seperti diabetes.

"Rata-rata umur lansia, saya masih ingat kisaran antara usia 59 sampai 70 dan 80 tahun dengan penyakit penyerta tidak menular terbanyak diabetes," ujarnya, Selasa (17/11).

Berdasarkan data pusat informasi Covid-19, angka kasus c=Covid-19 kumulatif mencapai 2.490 kasus, 298 kasus aktif, 2.089 kasus sembuh. Ia melanjutkan, kasus Covid-19 usia kurang dari 5 tahun sebanyak 59 anak, usia 6 sampai 19 tahun sebanyak 185 orang.

"Rata-rata sudah sembuh semua, kesembuhan di kita juga cukup bagus, dari 2.490 kasus positif yang sembuh 2.089 kasus. 89 mendekati 90 persen," katanya.

Menurutnya, mayoritas anak yang terpapar Covid-19 disebabkan kontak erat dengan anggota keluarga yang banyak berkegiatan di luar rumah. Ia mengatakan, kondisi tersebut harus dipahami oleh masyarakat yang masih berkegiatan di luar rumah untuk menerapkan protokol kesehatan.

Rosye menambahkan, 8 bulan pandemi Covid-19 masyarakat sudah mulai merasa bosan dan lelah dengan kondisi tersebut. Namun begitu, ia mengatakan masyarakat untuk tetap waspada serta tidak abai menjalankan protokol kesehatan.

"Bagi saya tidak wajar (abai) kalau penyakit masih seperti ini, perjalanan penyakit masih ada," katanya.

photo
Melindungi hewan peliharaan dari Covid-19. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement