REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan pengungsi yang berada di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta sampai saat ini masih tetap bertahan.
Para pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi tersebut terdiri dari lansia, difabel, anak-anak, ibu mengandung dan menyusui. Mereka berasal dari padukuhan Kalitengah Lor, Cangkringan yang menjadi wilayah Katagori Rawan Bencana (KRB).
Untuk membantu masyarakat yang berada di barak pengungsian, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Yogyakarta dan SAR Hidayatullah yang tergabung dalam naungan TASK Hidayatullah menyalurkan bantuan, Senin (16/11) sore.
Syai'in Kodir selaku kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Yogyakarta mengungkapkan, bantuan yang disalurkan oleh lembaganya berupa kebutuhan pokok untuk pengungsi.
"Setelah sebelumnya kami lakukan kegiatan trauma healing untuk anak-anak, kali ini kami kirim sembako dan popok untuk lansia dan bayi," terang Syai'in dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, lembaganya bersama SAR Hidayatullah juga membuat posko bersama yang berada di Jl. Kaliurang Km. 11,5 Ngaglik, Sleman.
"Untuk memaksimalkan kegiatan kami dalam membantu masyarakat akibat perkembangan status Merapi, kami mendirikan posko bersama. Nantinya posko tersebut untuk melakukan koordinasi antar relawan dan juga untuk lokasi persediaan logistik bantuan warga," ungkapnya.
Sementara itu, koordinator lapangan TASK Hidayatullah, M Fauzan mengatakan, setelah beberapa hari bertemu dan berkomunikasi langsung dengan para pengungsi, selain bantuan makanan, mereka juga membutuhkan bimbingan spiritual.
"Program bimbingan rohani bagi pengungsi yang beragama Muslim insyaAllah menjadi agenda lanjutan kami. Dalam program tersebut kami datangkan para ustadz ke barak pengungsian untuk menguatkan mental dan iman para pengungsi," katanya.