REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bupati Enrekang H Muslimin Bando mengatakan, Kabupaten Enrekang merupakan salah satu daerah di Sulsel yang 80 persen wilayahnya berbukit-bukit dan bergunung. Karena itu dia menyebut, Enrekang memiliki potensi ancaman bencana.
Muslimin saat apel gelar pasukan kesiapan personel dan peralatan SAR dan simulasi penanganan bencana di Kabupaten Enrekang, Ahad (15/1) mengatakan, pemerintah daerah wajib melindungi setiap masyarakat dan daerahnya.
Karena itu, ancaman di wilayah, lanjut dia, harus diantisipasi khususnya daerah yang rawan bencana. Hal tersebut mengingat Kabupaten Enrekang rawan terhadap kejadian kebakaran lahan hutan yang diakibatkan oleh ulah aktivitas manusia dalam membuka lahan yang meninggalkan kekeringan menjadi kebakaran hutan.
"Kondisi itu terjadi akibat Pemahaman masyarakat masih kurang yang menyebabkan kebakaran hutan, juga karena membuang puntung rokok yang menyebabkan kebakaran sampah," katanya.
Menurut dia, bencana alam dapat terjadi karena penomena alam dan ulah manusia. Karena itu, penanggulangan bencana alam menjadi usaha mutlak manusia untuk melindungi terjadinya bencana alam dan kegiatan manusia menggunakan kegiatan ekonomi melalui alam di daerah Kabupaten Enrekang.
Berkaitan dengan hal tersebut, upaya kesiapsiagaan itu yang diawali dengan melakukan identifikasi lapangan yang dapat dilakukan dengan pelatihan penanggulan bencana oleh Tim SAR BPBD, TNI/Polri dan Tim TRC Dinas Kesehatan, Pemkab Enrekang.
Hal tersebut dibenarkan Kapolres Enrekang AKBP Dr Andi Sinjaya yang turut mendampingi Bupati Enrekang bersama Forkopimda Sulsel. Disebutkan, seusai apel dilaksanakan Simulasi Penanganan Korban tenggelam oleh Tim SAR BPBD di bantu dengan Tim TRC Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang.