Sabtu 14 Nov 2020 22:53 WIB

Foto Viral di Medsos Apa Bisa Jadi Produk Jurnalistik?

Fotografi jurnalistik tidak lepas dari isu yang yang sedang tren, termasuk viral.

Rep: Santi Sopia/ Red: Dwi Murdaningsih
Republika dan Puspeka Kemendikbud menggelar Jurnalistik Milenial Batch #1 pada Sabtu (14/11).
Foto: Kemendikbud
Republika dan Puspeka Kemendikbud menggelar Jurnalistik Milenial Batch #1 pada Sabtu (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Fotografi jurnalistik tidak lepas dari isu yang yang sedang tren, termasuk viral di jagat maya. Redaktur Foto Republika, Yogi Ardhi berbagi pengetahuan mengenai foto viral.

Menurut Yogi, untuk bisa ditindaklanjuti sebagai foto jurnalistik bisa bergantung momentumnya. “Ada yang bisa ditindaklanjuti dan tidak. Kalau itu spontan mungkin nggak bisa dikejar,” kata Yogi, dalam acara Jurnalistik Milenial yang digelar Republika bersama Kemendikbud, Sabtu (14/11).

Baca Juga

Yogi mencontohkan kisah anak pemulung yang viral dengan aktivitas mengaji. Kejadian itu bisa saja ditindaklanjuti fotografer, namun boleh jadi lebih menarik dari segi tulisan.

Artinya, kisah tersebut akan lebih kuat jika ditindaklanjuti dan dikembangkan lewat tulisan reporter. Sebab jika anak tersebut sudah tidak jadi pemulung, misalnya, maka momen untuk foto jadi kurang menarik.

Sedangkan untuk kasus tertentu, bisa sangat menarik untuk ditelusuri fotografer. Contohnya, isu pemotongan besi tua di wilayah Bogor yang ternyata merupakan besi bus Transjakarta. Foto tersebut akan sangat menarik karena memiliki nilai berita dan keunikan, kendati belakangan akses ke tempat tersebut sudah ditutup.

Adapun dalam menghasilkan foto jurnalistik,ada beberapa faktor yang penting diperhatikan. Salah satunya, momentum yang bisa diutamakan dibandingkan aspek lainnya.

“Lebih penting momentum, karena misalnya kalau secara kaidah tidak memadai, agak buram, kurang fokus tapi kalau momennya pas akan diutamakan dipilih di halaman utama,” tambah Yogi.

Foto yang menunjukkan lokasi terjadinya bom, bisa diprioritaskan walaupun secara kualitas bisa kurang memadai. Dalam materi yang diberikan, Yogi turut menjelaskan bagaimana sejarah fotografi jurnalistik, memilih sudut foto menarik, hingga tips-tips yang bisa diikuti. Untuk mendapatkan fotografi jurnalistik, menurut Yogi, juga bisa terinspirasi dari tulisan reporter maupun sebaliknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement