REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit-penyakit yang biasanya muncul saat memasuki musim penghujan. Kepala Dinkes Jatim dr. Herlin Ferliana mengatakan, penyakit yang sering muncul seiring masuknya musim penghujan salah satunya demam berdarah.
Herlin mengakui, penanganan demam berdarah di tengah pandemi Covid-19 memberikan tantangan sendiri. Kader kesehatan tidak bisa bergerak leluasa memberikan penyuluhan penanggulangan penyakit ini karena kekhawatiran penunalaran wabah Covid-19.
"Sekarang ini kondisinya tidak seperti tahun yang lalu. Kondisinya sangat sulit untuk menekan jumlah kematian, dan jumlah kasus demam berdarah," ujar Herlin di Surabaya, Ahad (14/11).
Data Dinkes Jatim, sepanjang 2020, tepatnya hingga 9 November, jumlah pasien demam berdarah mencapai 7.535 orang. Jumlah pasien demam berdarah yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 63 orang. Artinya, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) mencapai 0,8 persen.
Karena itu, Herlin mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama terlibat melakukan pencegahan. "Yang perlu kita perhatikan adalah demam berdarah, karena apa nyamuk itu akan berkembang biak di saluran-saluran ataupun di kumpulan-kumpulan air yang tergenang," ujarnya.
Selain demam berdarah, Herlin menyebutkan, penyakit lain yang juga perlu diwaspada yakni Leptospirosis. Yakni penyakit yang disebabkan kencing tikus. Gejala dari Leptospirosis, kata Herlin, bisa berupa gatal-gatal pada kulit, nyeri otot, hingga aritmia jantung. Bagian tubuh yang sering terserang bakteri ini adalah bagian kaki.
"Saya titip ingatkan soal itu, terutama saat kaki kita yang menyentuh air. Yang air itu tidak seluruhnya bersih," kata dia. Berdasarkan data Dinkes Jatim, kasus Leptospirosis di Jawa Timur cukup tinggi. Hingga awal November 2020 mencapai 252 kasus, dengan kasus kematian sebanyak 11 orang.
Selain itu, penyakit yang juga perlu diwaspadai yaitu diare dan pneumonia. Untuk diare, Dinkes Jatim mencatat hingga Oktober 2020 mencapai 1.089 kasus. Baik diare maupun pneumonia banyak sekali menyerang pada anak-anak. Sebab itu, ia berharap masyarakat memperhatikan betul tentang gaya hidup bersih.
"Musim hujan seperti ini tidak sering dan tidak jarang karena diare. Karena mungkin kurang bersihnya kita dalam mencuci dan menyimpan makanan," kata dia.