REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan terbuka terhadap semua opsi produk vaksin yang dianggap efektif. Pernyataan satgas ini menyusul klaim kesuksesan uji klinis vaksin yang dilakukan pabrikan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer.
"Pada prinsipnya pemerintah Indonesia terbuka terhadap kandidat vaksin yang cocok dan efektif. Namun tetap pertimbangkan berbagai aspek pendukung, aspek kandidat vaksin tersebut," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Kamis (12/11).
Wiku menegaskan penanganan Covid-19 tidak semata-mata tuntas setelah vaksin ditemukan dan diproduksi. Ia mengingatkan, penanganan pandemi butuh komitmen kuat antara pemerintah dan masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu, kerja sama dengan asing terkait pengembangan vaksin. "Kolaborasi ini akan tingkatkan efektivitas penanganan pandemi covid di Indonesia," kata Wiku.
Sebelumnya, Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan, temuan vaksin diyakini lebih efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Kendati demikian, pemerintah masih fokus untuk menjalani kerja sama eksisting dengan Sinovac dan Sinopharm. Indonesia ikut melakukan riset vaksin secara mandiri oleh Lembaga Eijkman.
Berdasarkan laporan Pfizer, uji klinis yang dilakukan di AS, Jerman, Brazil, Argentina, Afrika Selatan, dan Turki menunjukkan efektivitas sampai 90 persen. Tingkat efektivitas yang tinggi diketahui pada tujuh hari setelah dosis kedua disuntikkan kepada relawan. Kendati demikian, data yang didapatkan belum bisa menjadi analisis final karena hanya berdasarkan 94 sukarelawan pertama.