Jumat 13 Nov 2020 00:03 WIB

Derita dan Pengakuan Berbeda Tiga Bocah Korban Eksploitasi 

Ketiga anak kecil ini mengaku disuruh 'ngelem', merokok, mengemis, dan mencuri.

Rep: Nugroho Habibi / Red: Agus Yulianto
Petugas memberikan pembinaan kepada anak jalanan yang terjaring razia (Ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petugas memberikan pembinaan kepada anak jalanan yang terjaring razia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tiga bocah yang diduga menjadi korban eksploitasi jalanan yang ditemukan di kolong jembatan Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat pada Senin (9/11), memberikan pengakuan berbeda. Pasalnya, pengakuan awal sebelum dan sesudah didatangi pihak keluarga tak sama.

Koordinator Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Barat Amirullah mengatakan, pengakuan awal ketiga bocah tersebut mulanya mengaku disuruh untuk mengemis, mengamen dan bahkan mencuri oleh sejumlah pemuda. Namun, saat keluarganya datang pada Rabu (11/11), mereka memberikan pengakuan yang berbeda.

"Setelah datang pihak keluarga untuk mengambil anak tersebut, dihadapan Petugas Polres, Petugas Sudinsos JB (Jakarta Barat) dan petugas lainnya, bahwa pengakuan anak tersebut adalah tidak benar," kata Amirullah dikonfirmasi wartawan, Kamis (12/11).

Meskipun demikian, Amirullah menjelaskan, dua dari tiga bocah yang sempat diduga menjadi korban eksploitasi jalanan itu telah diambil oleh keluarganya. Pihak Keluarga telah membuat surat pernyataan untuk merawat dan menjaga anaknya serta tidak lagi meminta anaknya untuk mengemis.

"Akhirnya (keluarga) mengambil dua anak tersebut dan saat ini sudah berada di pihak keluarga di Kemayoran, (alamat yang bersangkutan)," kata Amirullah.

Sementara, satu bocah lainnya, RR (10 tahun) akan dirujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani Jakarta, Jakarta Timur. RR masih membutuhkan perlindungan khusus.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi menjelaskan tiga bocah diduga telah dieksploitasi sempat viral di media sosial. Namun, saat dilakukan pengecekan, informasi tersebut tidak benar.

"Berdasarkan hasil pengecekan, terkait dengan tiga anak tersebut bahwa pemberitaan tersebut tidak benar," kata Arsya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement