REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kota Tangerang Selatan melakukan sejumlah antisipasi terhadap maraknya demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Tangsel. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni mengungkapkan pihaknya memastikan juru pemantau jentik (jumantik) secara masif melakukan pencegahan penyakit DBD.
”Ini kan sudah masuk musim hujan. Salah satu penyakit yang memang dikhawatirkan itu DBD. Makanya kita sudah mengantisipasi ini, dengan jumantik dan penyuluhan edukasi pada warga," kata Deden, Rabu (11/11).
Tim jumantik itu juga akan memastikan pelayanan di sejumlah rumah sakit dan puskesmas. Deden menjelaskan, pihaknya sudah melakukan aktivasi jumantik.
Saat ini diketahui Pamulang sebagai pioner jumantik dengan aktif melakukan sosialisasi kepada seluruh kader jumantik di seluruh kecamatan yang ada di Kota Tangsel. Saat ini, kata Deden, masyarakat harus lebih peduli pada lingkungan terkait dengan sanitasi.
"Selain Covid-19, masyarakat juga sekarang dituntut peduli terhadap lingkungan terkait dengan sanitasi kesehatan lingkungan," ujar Deden.
Langkah-langkah konkrit yang perlu dilakukan oleh masyarakat, lanjutnya, yakni meliputi 3M. "Ya langkahnya sebenarnya 3M itu, menguras bak mandi secara rutin, menutup tempat penampungan air, serta mengubur sampah. Plus, mencegah perkembang biakkan nyamuk," terangnya.
Deden menambahkan, pihaknya terus berupaya untuk bisa membebaskan Kota Tangsel dari jentik nyamuk. Targetnya, program ini akan terwujud pada 2021 yang mana setiap kecamatan memiliki kader jumatik. Diketahui, kasus DBD kerapkali bermunculkan di Tangsel seiring dengan masuknya musim hujan, terutama di tempat-tempat permukiman.