Rabu 11 Nov 2020 00:45 WIB

Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby

Pasukan Indonesia menewaskan Mallaby dalam pertempuran 10 November.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby. Warga mengikuti upacara di atas Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur sebagai peringatan Hari Pahlawan. Ilustrasi
Foto:

Beberapa konflik bersenjata antara kedua pasukan salah satunya terjadi pada 30 Oktober 1945 di dekat Jembatan Merah, Surabaya. Saat itu mobil Buick yang ditumpangi Mallaby dicegat oleh pasukan Indonesia ketika ia melintasi jembatan tersebut.

Kejadian tersebut mengakibatkan baku tembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby oleh tembakan pistol seorang pemuda Indonesia yang sampai sekarang tidak diketahui identitasnya. Terbakarnya mobil Mallaby akibat ledakan sebuah granat menyebabkan jenazah Mallaby sulit dikenali.

Kematian Mallaby menyebabkan Mayor Jenderal E.C. Mansergh, pengganti Mallaby mengeluarkan ultimatum kepada pasukan Indonesia di Surabaya pada tanggal 9 November 1945 untuk menyerahkan senjata tanpa syarat. Pada 10 November 1945, pecahlah pertempuran 10 November karena Indonesia tidak menghiraukan ultimatum ini.

Bagi Indonesia, keberhasilan menewaskan seorang jenderal yang memiliki jam terbang tinggi memimpin pasukan berperang adalah sesuatu hal membanggakan. Namun, terbunuhnya Mallaby justru memantik rasa ingin tahu siapa orang yang berhasil menewaskan Mallaby dan lantas meledakkan mobilnya.

Pada 20 Februari 1946, Tom Driberg, seorang Anggota Parlemen Inggris dari Partai Buruh Inggris (Labour Party) dalam perdebatannya di Parlemen Inggris (House of Commons) meragukan tuduhan dan dugaan Inggris bahwa baku tembak ini dimulai oleh pasukan Indonesia dan Mallaby dibunuh secara licik. 

Ia mengatakan peristiwa baku tembak ini timbul karena kesalahpahaman 20 anggota pasukan India pimpinan Mallaby yang memulai baku tembak dengan pasukan Indonesia. Mereka tidak mengetahui gencatan senjata sedang berlaku karena mereka putus kontak dan telekomunikasi dari Mallaby. 

Menurutnya, setelah memerintahkan penghentian baku tembak oleh pasukan India tersebut dalam satu titik dalam diskusi gencatan senjata, Mallaby kembali memerintahkan untuk memulai tembakan kembali. Hal ini berarti gencatan senjata telah pecah karena perintah Mallaby dan Mallaby tewas dalam aksi pertempuran bukan dibunuh secara licik.

 

Jenazah Mallaby dikuburkan di Jakarta. Namun, untuk siapa yang membunuhnya secara terencana belum terungkap. Sebab, tidak ada saksi mata maupun keterangan Mallaby ini dibunuh oleh siapa. Yang ada hanyalah keterangan ia tewas saat pertempuran di Surabaya saat berumur 46 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement