Rabu 11 Nov 2020 00:45 WIB

Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby

Pasukan Indonesia menewaskan Mallaby dalam pertempuran 10 November.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Pertempuran di Surabaya dan Tewasnya Jenderal Mallaby. Warga mengikuti upacara di atas Jembatan Merah, Surabaya, Jawa Timur sebagai peringatan Hari Pahlawan. Ilustrasi
Foto:

Bagi para pejuang, isi pamflet tersebut jelas menunjukkan niat Inggris untuk mendudukkan Belanda kembali sebagai penguasa di Indonesia. Seketika itu juga, sejumlah tokoh Surabaya pun mengadakan pertemuan.

Mereka membahas berbagai pertimbangan dan memperhitungkan beberapa kemungkinan. Apabila mereka menyerahkan senjata kepada sekutu berarti Indonesia akan lumpuh karena tidak mempunyai kekuatan lagi. Namun, jika tidak menyerahkan senjata ancamannya akan ditembak di tempat oleh pasukan Inggris atau sekutu.

Para pejuang Indonesia memikirkan hal tersebut, bagaimana caranya agar mereka tidak dilumpuhkan. Inggris tidak mengetahui kekuatan pasukan serta persenjataan lawannya.

Sedangkan telah diketahui dengan jelas kalau kekuatan Inggris hanyalah satu brigade atau sekitar 5.000 orang. Selain itu, mereka baru dua hari mendarat pada 25 Oktober 1945 dan dipastikan tidak mengerti tentang Surabaya.

Setelah pertemuan dan mengatur strategi dengan Carl von Clausewitz yang merupakan pakar teori militer sekutu. Terdapat keputusan, yaitu “Angriff ist die beste Verteidigung” (menyerang adalah pertahanan yang terbaik). Maka dari itu, dengan tekad yang bulat diputuskan Indonesia tidak menyerah. Perintah tersebut langsung diberikan kepada Komandan Divisi Surabaya, Mayor Jenderal Yonosewoyo.

Pada 28 Oktober 1945, terjadi serangan besar-besaran dengan satu tekad, yaitu tentara Inggris yang membantu Belanda harus dihilangkan dari Surabaya. Serangan itu di luar dugaan Inggris pimpinan Mallaby yang salah satunya melucuti tentara Jepang sesuai dengan isi Perjanjian Yalta. Inggris pun akhirnya meladeni serangan dan terjadilah pertempuran. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement