REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ceceran hitam yang diduga minyak mentah (crude oil) ditemukan di Pantai Balongan Indah, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Namun, belum diketahui asal muasal ceceran minyak tersebut.
Berdasarkan pantauan, Sabtu (7/11), ceceran minyak itu terlihat menggumpal membentuk kristal hitam di sepanjang bibir Pantai Balongan Indah. Gumpalan itu menimbulkan bau minyak yang menyengat.
Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indramayu (APPI), Akso Surya Darmawangsa, menjelaskan, ceceran hitam yang diduga crude oil itu pertama kali ditemukan pada Sabtu (7/11) pukul 08.00 WIB. Melihat hal itu, pihaknya langsung melakukan pembersihan secara swadaya.
"Kita langsung bersihkan sebelum para pengunjung datang," tutur pria yang juga Ketua Pengelola Pantai Balongan Indah itu.
Penemuan ceceran hitam yang diduga crude oil itu merupakan yang kedua kali dalam sebulan terakhir. Pada Oktober 2020 lalu, ceceran serupa juga ditemukan di tempat yang sama, termasuk pula di Pantai Karangsong Indramayu.
Akso menambahkan, pencemaran di Pantai Balongan Indah sebelumnya juga terjadi pada 2018. Bahkan, saat itu, Pantai Balongan Indah terpaksa harus tutup selama empat bulan.
Akso berharap, pemilik ceceran minyak hitam tersebut bisa mengakui dan bertanggung jawab. Dengan demikian, kejadian serupa tidak terulang kembali. Dia juga meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu serius menyikapi persoalan tersebut.
Selain mencemari lingkungan, lanjut Akso, ceceran minyak itu juga mengancam pariwisata di Pantai Balongan Indah. Padahal, pantai tersebut selama ini menjadi salah satu objek wisata favorit di Kabupaten Indramayu. Ratusan bahkan ribuan pengunjung biasa memadati pantai itu, terutama di hari libur.
Sementara itu, Unit Manager Comrel and CSR PT Pertamina RU VI Balongan, Cecep Supriyatna, menyatakan, belum mengetahui asal muasal penyebab ceceran minyak yang diduga crude oil itu. Untuk menentukannya, harus dilakukan uji laboratorium terlebih dahulu.
"Kita belum tahu sumbernya dari mana," kata Cecep, saat dihubungi Republika melalui telepon selulernya, Ahad (8/11).
Cecep menyatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke Singel Point Mooring (SPM) milik PT Pertamina RU VI Balongan. Hasilnya, fasilitas tersebut dalam kondisi normal dan tidak ada kebocoran.
"Kita pun melakukan patroli setiap hari. Bahkan jika ada info seperti itu dari masyarakat, patroli kita tingkatkan sehari tiga kali," ujar Cecep.
Meski demikian, lanjut Cecep, Pertamina RU VI Balongan tetap berkomitmen untuk secepat mungkin melakukan penanggulangan setiap ada laporan dari masyarakat soal ceceran minyak. Untuk itu, pihaknya segera turun untuk meninjau lokasi kejadian dan membantu melakukan pembersihan ceceran minyak yang masih tersisa.
"Pokoknya komitmen kami, setiap ada laporan warga, kami dahulukan penanggulangannya, bersihkan dulu. Lain-lainnya itu nomer dua," cetus Cecep.
Dari upaya pembersihan itu, lanjut Cecep, terkumpul ceceran minyak yang bercampur pasir sebanyak satu unit mobil pick up. Namun, dari campuran itu, minyak murninya diperkirakan hanya sekitar setengah drum.
Setelah diambil ceceran minyaknya, Pantai Balongan Indah menjadi bersih kembali. Ceceran itu selanjutnya akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Dari hasil pemeriksaan itu nantinya bisa diketahui jenis minyak maupun sumbernya.
Hal itu dikarenakan masing-masing unit perusahaan PT Pertamina memiliki jenis minyak yang berbeda satu sama lain.
"Dinas LH (Lingungan Hidup) juga sudah mengambil sampelnya," tandas Cecep.