REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG - Penanggulangan pandemi Covid-19 sangat bergantung pada tes dan pelacakan untuk memutus rantai tular penyakit tersebut. Ini tidak mudah karena kapasitas laboratorium di Indonesia belum bisa mengejar target pengujian, termasuk kesediaan alat-alatnya. Oleh marena itu kolaborasi dengan semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dengan swasta yang memiliki keterpanggilan untuk ikut mengatasi masalah nasional ini.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengapresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih atas partisipasi swasta dengan pembangunan RS Budi Medika dan Intibios Lab di Bandar Lampung, dalam acara pembukaan fasilitas tersebut, Sabtu (8/11). “Saya bersyukur dengan kehadiran rumah sakit dan laboratorium ini, karena artinya kemampuan Lampung untuk menanggulangi pandemi Covid-19 meningkat. Pemerintah telah berusaha namun masalah besar ini tentu membutuhkan kolaborasi dalam mengatasinya. Kehadiran laboratorium yang fokus pada penanganan Covid-19 sangat penting karena hasil yang cepat dan akurat akan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan selanjutnya,” ujar Arinal.
Intibios Lab disebut merupakan buah kolaborasi sejumlah pengusaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium setelah melihat Indonesia masih mengalami keterbatasan jumlah laboratorium untuk memenuhi rasio pengujian Covid-19 sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Laboratorium ini fokus pada Polymerase Chain Reaction (PCR) swab test, antigen swab test, rapid test, dan tes serologi yang bermanfaat dalam deteksi Covid-19.
Kolaborasi ini digagas Enggartiasto Lukita, pengusaha senior dan mantan Menteri Perdagangan RI 2016-2019 bersama pengusaha Sumadi Seng, Belly Budiman, Then Herry, dan Rio Abdurrachman, serta Dr. Nanny Djaya (spesialis gizi yang pernah menjadi kepala rumah sakit di Jakarta) dan Dr. Enty (spesialis mikrobiologi klinis).
Enggar menjelaskan, Lampung dipilih menjadi kota pertama operasi Intibios Lab di luar Jawa karena mendapat sambutan dari Widarto, Chairman Sungai Budi Grup yang menaungi RS Budi Medika Bandar Lampung. RS ini juga berupaya menyediakan layanan kepada masyarakat dengan laboratorium yang canggih seperti MRI 1,5 Teslam X-Ray Digital Radiography, Mobile C-Am for Survery, dan MSCT Scab 192 R Slices dengan cinematic rendering yang sangat berguna untuk membuat diagnosis yang tepat.
“Seperti kata pepatah, inilah gayung bersambut. Ketika saya memulai kolaborasi Intibios, saya hubungi teman-teman saya di seluruh Indonesia dan Pak Widarto termasuk yang paling cepat merespons. Saya percaya Pak Wid (panggilan akrab Windarto), Pak Wid percaya saya, akhirnya kita jalankan kolaborasi ini di Lampung,” kata Enggar dalam acara yang sama.
Acara pembukaan itu juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, Walikota Lampung Herman HN dan sejumlah pejabat terkait kesehatan di kota Bandar Lampung. Herman menjelaskan upaya Pemkot Bandar Lampung dalam mengatasi Covid-19 yang tidak mudah di kota yang menjadi pintu masuk di selatan Pulau Sumatra ini.
Menurut Enggar, masalah pembangunan lab relatif mudah. Yang sulit adalah pengadaan alat-alat, reagen, dan consummables lainnya karena barang-barang tersebut jadi rebutan di tingkat dunia. Enggar juga memaparkan, Intibios adalah pertemuan antara bisnis dan kemanusiaan. Laboratorium ini harus dikelola secara sehat dan berkelanjutan agar dapat berkontribusi dalam penanganan pandemi.
“Sampai saat ini, laboratorium kami sudah beroperasi di Jakarta dan Lampung, sedang dalam proses pembukaan di Yogyakarta dan Cirebon. Kami juga sedang menyiapkan di Karawang, Bogor, Bandung, Surabaya dan kota-kota lain. Mungkin secara berita yang ramai di Jakarta, namun pandemi ini terjadi di seluruh Indonesia, sehingga kita merasa perlu hadir di berbagai tempat di Indonesia," kata dia.